Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa ditutup dengan merosot menjelang risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), terutama terkait suku bunga kebijakan AS atau Fed Funds Rate (FFR).
Pada akhir perdagangan Selasa, rupiah ditutup tergelincir 29 poin atau 0,19 persen menjadi Rp15.660 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.631 per dolar AS.
Analis ICDX, Taufan Dimas Hareva, menjelaskan bahwa suasana kehati-hatian pasar menjelang pertemuan FOMC juga memicu kenaikan pada kinerja dolar AS dan menekan pergerakan rupiah.
Risalah pertemuan FOMC diharapkan memberikan penjelasan rinci tentang alasan mempertahankan suku bunga utama AS di kisaran 5,25 persen sampai dengan 5,50 persen pada bulan Januari. Melalui risalah tersebut, pelaku pasar juga menantikan prospek baru terkait suku bunga acuan AS.
Data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan, yaitu naik 3,1 persen dari tahun sebelumnya di bulan Januari, turun dari 3,4 persen di bulan Desember, mendorong dolar AS dan imbal Hasil Treasury untuk menghilangkan peluang penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan Maret.
Pasar keuangan AS sedang menyesuaikan diri dengan tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi dengan jangka waktu yang lebih lama, menurut pendapat analis.
Sementara itu, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke level Rp15.659 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.630 per dolar AS.
Komentar