Kasus kematian Raden Andante Khalif Pramudityo atau lebih dikenal sebagai Dante telah mengguncang publik, terutama setelah hasil autopsi dan penetapan tersangka, dikutip dari Okezone
Namun, di balik sorotan itu, terdapat luka mendalam yang ditinggalkan, terutama bagi orang tua Dante, termasuk sang ayah, Angger Dimas. Mari kita lihat lebih dekat bagaimana Angger Dimas merasakan penyesalan dan tekadnya untuk memperjuangkan keadilan setelah kepergian putranya yang masih sangat muda.
Dante, yang baru berusia enam tahun, meninggal dunia karena kekurangan oksigen berat saat berenang. Ini bukan hanya kehilangan besar bagi keluarga, tetapi juga menyisakan pertanyaan yang menyakitkan.
Dalam kasus ini, YA, kekasih ibu Dante, telah ditetapkan sebagai tersangka, menambah tragisitas dari keseluruhan situasi.
Angger Dimas, sang ayah, telah mengalami gelombang emosi yang kuat sejak kejadian itu. Meskipun sebelumnya ia memberikan pernyataan yang membela mantan istrinya dan mengecam YA, ia tidak bisa menahan perasaan sesalnya karena tidak mengasuh Dante pada saat kejadian.
Ini adalah beban berat yang harus ia pikul, meskipun ia telah mencoba menerima takdir dari Allah SWT.
Dalam sebuah wawancara, Angger Dimas menyampaikan rasa sesalnya dengan kata-kata yang penuh dengan penyesalan dan kepasrahan. Ia mengakui bahwa jika dia bisa kembali pada waktu itu, dia akan mengambil kesempatan untuk mengasuh putranya.
Namun, ia juga menyadari bahwa takdir telah ditentukan, dan ia hanya bisa berusaha memperjuangkan keadilan atas kematian Dante.
Salah satu pesan yang ingin disampaikan Angger Dimas kepada YA adalah tentang konsekuensi dari perbuatannya. Ia menekankan bahwa apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai.
Meskipun begitu, Angger Dimas juga menegaskan bahwa upayanya untuk mencari keadilan tidak hanya untuk Dante, tetapi juga untuk mencegah kejadian serupa terjadi pada anak-anak lain di masa depan.
Dengan penuh tekad, Angger Dimas menyatakan bahwa perjuangannya adalah untuk mengawal kasus ini dan menarik perhatian pada isu-isu penting tentang keamanan anak-anak.
Meskipun ia harus menghadapi kesedihan yang mendalam, ia telah memilih untuk mengubahnya menjadi kekuatan untuk memperjuangkan keadilan.
Melalui cerita Angger Dimas, kita belajar tentang pentingnya menghargai setiap momen dengan orang yang kita cintai, dan betapa berharganya meluangkan waktu bersama mereka.
Lebih dari itu, kita juga menyaksikan kekuatan seorang ayah yang bersedia berjuang untuk memastikan bahwa keadilan terwujud, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
Kematian Dante telah membawa duka yang mendalam, tetapi dalam kegelapan itu, kita melihat cahaya harapan bahwa keadilan akan terwujud. Semoga perjuangan Angger Dimas menjadi tonggak penting dalam memastikan keselamatan dan perlindungan anak-anak di masa depan.
Komentar