Jakarta, Batak Pos – Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyoroti permasalahan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024. Ia menegaskan bahwa penyelenggara pemilu harus menyelesaikan persoalan tersebut. Ganjar mempertanyakan keabsahan daftar pemilih tetap (DPT) di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), yang seharusnya tidak melebihi batas 300 orang.
“Enggak ada ceritanya satu TPS di atas 300 (DPT), dan dia (Sirekap) masih kemudian menampung itu. Masa kayak gitu mau kita terima?” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, langkah pertama penyelesaian adalah pengakuan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengenai kesalahan input data.
“Yang kita butuhkan sebetulnya adalah pengakuan dari KPU atau pembuatnya ‘ya kami salah’. Itu paling fair,” tegas Ganjar.
Ia juga menyuarakan agar partai politik pengusungnya segera menggulirkan hak angket di parlemen untuk menyelidiki dugaan kecurangan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Dengan cara itu, nanti ada data, fakta, saksi, bukti, ahli, dan semuanya bisa dibuka dan publik bisa melihat. Nanti coba siapa yang benar, jadi angket menurut saya cara yang paling pas lah,” tuturnya.
Berbicara mengenai permasalahan Sirekap pasca pencoblosan Pemilu 2024, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI sebelumnya mengakui adanya 80.000 pemilih dalam satu TPS yang tercatat di Sirekap Pilpres 2024. Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty, menyampaikan hal tersebut setelah acara Hasil Pemantauan Hari Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2024 pada 15 Februari 2024 di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat.
“Bahkan, ada yang 80 ribu dalam satu TPS. Hasil Sirekap itu loh. Nah, itu kan tidak mungkin. Nah, dalam konteks ini, maka itu sedang kami cek,” ujar Lolly.
Komentar