Indonesia berhasil mempertahankan prestasinya sebagai negara dengan fintech syariah terbaik ketiga di dunia, unggul tipis dibandingkan dengan Uni Emirat Arab (UEA). Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Ronald Yusuf Wijaya, mengungkapkan hal ini berdasarkan laporan Global Islamic Fintech (GIFT) 2023/2024.
Laporan tersebut menunjukkan Indonesia memperoleh skor indeks sebesar 61 poin, sedangkan UEA meraih 60 poin. Meskipun Indonesia mengalami penurunan dari skor 65 poin pada tahun 2022, Ronald menekankan bahwa posisi ketiga Indonesia masih cukup solid.
Meski unggul dari sisi jumlah penyelenggara fintech dan nilai penyaluran pinjaman, Indonesia masih kalah dari Malaysia dan Arab Saudi dari sisi skor sumber daya manusia (talent) dan partisipasi bank. Ronald berharap Indonesia dapat terus meningkatkan skor tersebut dengan langkah-langkah strategis.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh fintech syariah di Indonesia adalah literasi keuangan syariah yang belum optimal. Stigma negatif terhadap fintech syariah juga perlu diatasi. Ronald menyoroti pentingnya kolaborasi dengan lembaga keuangan syariah yang sudah mapan dan advokasi dengan regulator terkait.
“Mungkin yang bisa saya bisa highlight di sini adalah kolaborasi dengan incumbent dan advokasi dengan regulator terkait. Karena kalau ini tidak kita lakukan dalam waktu dekat, bukan hanya mundur dari peringkatnya saja tapi industri ini apakah punya masa depan atau tidak,” ujar Ronald.
Meskipun demikian, Indonesia tetap optimis mengingat potensi pasar fintech syariah yang besar dengan populasi muslim yang signifikan dan kesiapan digital yang baik di tanah air
Komentar