Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi, menyatakan bahwa implementasi megatren digitalisasi dan transisi hijau merupakan langkah kunci untuk mewujudkan Visi ASEAN 2045 sebagai kawasan ekonomi terbesar ke-4 di dunia.
“Untuk mencapai hal ini (Visi ASEAN 2045), kita perlu memiliki strategi untuk mengatasi gangguan di masa depan, mengembangkan sektor dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, dan merangkul megatren seperti digitalisasi dan transisi hijau,” kata Edi Prio Pambudi di Jakarta.
Menurutnya, ASEAN saat ini menghadapi tantangan multidimensi, termasuk ketegangan geo-politik dan geo-ekonomi, teknologi hijau, kecerdasan buatan, populasi yang menua, dan krisis iklim. Oleh karena itu, perlu adanya strategi yang matang untuk mengatasi tantangan tersebut.
Edi Prio Pambudi juga menyampaikan tiga usulan terkait terobosan dalam penyusunan Rencana Strategis Pilar Ekonomi ASEAN (AEC Strategic Plan) 2026-2030. Pertama, penguatan ketahanan ASEAN dan koordinasi lintas pilar. Kedua, revitalisasi sektor prioritas ASEAN. Dan ketiga, uji coba mekanisme koordinasi lintas pilar pada sektor transformasi digital dan teknologi.
Dalam hal penguatan ketahanan ASEAN dan koordinasi lintas pilar, Edi menyarankan agar negara-negara anggota menciptakan platform untuk meningkatkan sinergi, mengidentifikasi tindakan bersama, dan berkolaborasi antar ketiga pilar ASEAN. Terkait revitalisasi sektor prioritas, ia menekankan perlunya menghidupkan kembali kerja sama sektor prioritas untuk meningkatkan perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
Edi Prio Pambudi juga menyoroti pentingnya uji coba mekanisme koordinasi lintas pilar pada sektor transformasi digital dan teknologi. Menurutnya, langkah ini perlu dilaksanakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi mekanisme tersebut sebelum diterapkan secara luas ke sektor lainnya.
Dalam pertemuan ke-45 Gugus Tugas ASEAN untuk Integrasi Ekonomi (HLTF-EI) di Vang Vieng, Laos, Indonesia juga menyatakan dukungan terhadap pembentukan Gugus Tugas untuk Ekonomi Biru (ACTF-BE) dan merencanakan pelaksanaan pertemuan pertama ACTF-BE pada Agustus 2024. Hal ini menjadi langkah penting dalam menyongsong pembentukan AEC Post-2025 yang akan terbentuk dalam konteks baru.
Komentar