Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS diawali dengan penurunan setelah investor mengurangi ekspektasi terkait pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Pada pembukaan perdagangan, rupiah melemah 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp15.703 per dolar AS.
Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah terjadi karena investor menurunkan harapan mereka terhadap penurunan suku bunga di AS pada tahun 2024.
“Investor telah mempertimbangkan bahwa penurunan suku bunga bank sentral AS atau The Fed akan sesuai dengan ekspektasi resmi, yaitu penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada 2024. Investor terus menilai prospek kebijakan suku bunga acuan The Fed,” kata Josua.
Selain itu, volume perdagangan obligasi Pemerintah Indonesia pada hari tersebut mencapai Rp17,91 triliun, mengalami penurunan dibandingkan dengan hari sebelumnya. Kepemilikan asing pada obligasi rupiah turun sebesar Rp0,48 triliun menjadi Rp836 triliun (14,56 persen dari total obligasi yang beredar) pada hari sebelumnya.
Josua memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah pada hari tersebut diperkirakan akan berada dalam kisaran Rp15.650 per dolar AS sampai dengan Rp15.750 per dolar AS.
Komentar