Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa kinerja industri manufaktur Indonesia tetap dalam level yang ekspansif meski di tengah resesi global. Rata-rata pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) industri manufaktur Indonesia mencapai 3,44 persen dalam periode 2014-2022. Pertumbuhan ini terjadi di tengah gejolak geopolitik global, pemulihan ekonomi dunia setelah pandemi, dan resesi beberapa negara dengan perekonomian kuat. Data UNStats menunjukkan bahwa nilai tambah industri pengolahan Indonesia pada tahun 2021 mencapai 288 miliar dolar AS, membuat industri manufaktur di Indonesia menjadi salah satu penggerak manufaktur dunia.
Penguatan sektor industri Indonesia juga terlihat dari kinerja ekspor produk sektor nonmigas yang menyumbang 72,24 persen dari total ekspor nasional tahun lalu. Peningkatan ekspansif ini memberikan nilai besar investasi sektor tersebut, memberikan kontribusi terhadap keuangan negara lebih dari Rp3 triliun selama satu dekade terakhir, dan turut memberikan potensi penyerapan tenaga kerja hingga 19,29 juta orang.
Kemenperin juga mencatat bahwa Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Februari 2024 mengalami penguatan ke angka 52,56 poin, naik 0,21 poin dari bulan sebelumnya. Seluruh komponen IKI, seperti pesanan baru, produksi, dan persediaan produk, mengalami ekspansi, menunjukkan pertumbuhan positif dalam sektor industri manufaktur.
Komentar