Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Indonesia mengumumkan peluang investasi dalam industri Carbon Capture Storage (CCS). Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan dan Maritim dan Energi di Kemenko Marves, Jodi Mahardi, menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menyimpan karbon melalui CCS, dengan studi Lemigas menunjukkan sekitar 600 gigaton karbon.
Dua wilayah yang berpotensi untuk pengembangan industri CCS adalah CCS hub Sunda Asri di Sumatra Selatan dan Cilegon, Banten, melalui kerja sama antara PT Pertamina dan Exxonmobil. Proyek lain yang memiliki potensi adalah Tangguh LNG, yang merupakan proyek Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) oleh BP Global.
Indonesia membuka peluang investasi lintas batas negara, dengan prioritas untuk negara-negara yang telah menerapkan kebijakan penghargaan dan hukuman terkait pajak karbon, seperti Malaysia, Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Jodi menekankan bahwa standar keamanan tertinggi akan diterapkan dalam proyek ini, mengacu pada pengalaman perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina, Exxon, dan BP yang telah lama terlibat dalam teknologi CCS.
Sebelumnya, Kemenko Marves telah menandatangani kerja sama dengan Exxon untuk investasi dalam sektor petrokimia, khususnya produksi advanced plastic. Perusahaan tersebut kini sedang mencari lokasi strategis yang berdekatan dengan CCS di kawasan Sunda-Asri untuk proses produksinya.
Komentar