Monumen Nasional atau yang lebih dikenal sebagai Monas adalah salah satu landmark terkenal di Indonesia, terletak di pusat Jakarta. Selain menjadi titik penting dalam lanskap ibu kota, Monas juga menjadi simbol kekayaan alam Indonesia: emas.
Gagasan Monas sudah ada sejak 1954. Namun pembangunannya baru bisa dicanangkan pada tahun 1961, sementara penyelesaiannya dilakukan di tengah situasi peralihan politik menuju Orde Baru.
Arsiteknya adalah Frederich Silaban yang juga merancang desain pembangunan Masjid Istiqlal. Frederich juga dibantu arsitek lain yaitu Soedarsono dan Rooseno.
Sejarah Monas dan Pemberian Emas di Puncaknya
Salah satu bagian paling menarik dari Monas adalah emasnya yang berbobot lebih 30 kilogram. Seorang pengusaha asal Aceh, Teuku Markam, rela menyumbang sampai 28 kilogram emas saat awal pembangunan Monas.
Teuku Markam merupakan keturunan Uleebalang yang lahir tahun 1925 di Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu Aceh Utara dan dinamai Teuku Marhaban. Teuku Markam sendiri sudah lama dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan Soekarno.
Dia pernah berdinasi di militer sebelum kemudian banting setir menjadi saudagar karena merasa tak cocok dengan dinas militer.
Pada puncak bangunan yang menjulang setinggi 132 meter, terdapat nyala obor yang terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan dilapisi emas murni seberat 35 kilogram (yang kini terus dilapisi hingga menjadi 50 kilogram).
Simbol Kekayaan Alam Indonesia
Kehadiran emas di Monas bukan hanya sekadar sebagai dekorasi atau perhiasan semata, tetapi juga sebagai simbol kekayaan alam Indonesia.
Sebagai salah satu negara dengan cadangan emas terbesar di dunia, keberadaan emas di Monas mengingatkan kita akan potensi ekonomi yang besar dan pentingnya sumber daya alam bagi perkembangan negara.
Selain nilai ekonomi dan sejarahnya, emas di Monas juga memiliki nilai budaya dan estetika yang tinggi. Penggunaan emas dalam seni dan arsitektur menambah kemegahan dan keindahan Monas sebagai simbol kebanggaan nasional. Hal ini mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
Emas yang ada di Monas bukan hanya sekadar logam mulia, tetapi juga merupakan simbol kekayaan alam, pencapaian nasional, dan kebanggaan budaya Indonesia.
Sejarahnya yang kaya dan nilainya yang beragam mencerminkan perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan, kemakmuran, dan identitas nasional. Keberadaannya di Monas mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan sejarah dan budaya sebagai bagian dari pembangunan masa depan yang berkelanjutan.
Komentar