Penemuan bom atom adalah salah satu pencapaian teknologi terbesar dalam sejarah manusia yang membawa konsekuensi yang mendalam terhadap peradaban.
Proses penemuan ini dipelopori oleh sejumlah ilmuwan selama Perang Dunia II dan menyebabkan perubahan paradigma dalam politik, keamanan global, dan etika sains. Hingga akhirnya bom atom bisa diwujudkan dan dibuktikan sebagai pemusnah massal, seperti bom di Hiroshima dan Nagasaki.
Penemuan Bom Atom
Sejarah pembuatan bom atom dimulai tahun 1902. Kala itu, Pierre Curie dan Marie mengisolasi radioaktif ‘radium’. Selanjutnya, tahun 1905, Albert Einstein menciptakan rumus Teori Relativitas Khusus.
Kemudian, tahun 1934, Enrico Fermi dari Italia menghancurkan atom berat dengan cara menyemprotkannya ke neutron. Pada fase ini, sebenarnya sudah mendapatkan fisi nuklir, namun belum ada yang menyadari.
Pada 2 Agustus 1939, Albert Einstein menulis surat kepada Presiden Amerika, yaitu Franklin D. Roosevelt. Kemudian, muncul Manhattan Project yang bertugas membuat bom atom untuk senjata ampuh pemusnah massal di Los Alamos, New Mexico ketika Perang Dunia II.
Manhattan Project digunakan untuk menyatukan banyak ilmuwan dan pejabat militer yang bekerja pada penelitian pengembangan bom atom Perang Dunia II. Para ilmuwan mengembangkan dua jenis bom atom yang berbeda, yaitu plutonium dan uranium.
Los Alamos sebelumnya sudah disetujui menjadi lokasi laboratorium ilmiah bom atom utama oleh Brigjen. Jend. Leslie R. Grover serta seorang fisikawan, yakni Julius Robert Oppenheimer, pada 25 November 1942.
Perkembangan Bom Atom
Secara perlahan namun pasti, target penggunaan bom itu dipindahkan dari Eropa ke Jepang. Percobaan pertama senjata plutonium yang disebut Trinity berlangsung pada pagi hari tanggal 16 Juli 1945.
Keesokan harinya, pertemuaan negara Sekutu berlangsung di Postdam, dekat dari Berlin. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Stalin dan Molotov dari Uni Soviet, James F. Byrnes dan Truman dari Amerika Serikat, serta Eden dan Churchill dari Inggris.
Pertemuan tersebut berlangsung sampai 2 Agustus 1945 yang isinya antara lain membicarakan rencana operasi terhadap Jepang. Hingga akhinya, muncul persetujuan penjatuhan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang menelan banyak korban jiwa.
Setelah pengujian pertama bom atom di Alamogordo, New Mexico pada bulan Juli 1945, dua bom atom tersebut kemudian dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, mengakhiri Perang Dunia II.
Keberhasilan penggunaan bom atom ini memicu perlombaan senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang berlangsung selama Perang Dingin. Sejak saat itu, banyak negara lain juga telah mengembangkan kemampuan nuklir mereka sendiri.
Dampak Global Keberadaan Bom Atom
Penemuan dan penggunaan bom atom membawa dampak global yang luas. Pada tingkat politik, muncul konsep saling jaga yang mengarah pada pembentukan aliansi militer, seperti NATO dan Pakta Warsawa, yang bertujuan untuk melindungi negara-negara anggota dari ancaman nuklir. Ketegangan antara kekuatan nuklir juga mempengaruhi diplomasi internasional dan kebijakan luar negeri di banyak negara.
Penemuan bom atom tidak hanya menandai kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga membawa dampak yang mendalam terhadap politik, keamanan global, dan kemanusiaan.
Meskipun memberikan tekanan detteren yang kuat, senjata nuklir juga memunculkan ancaman serius terhadap keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, kontrol senjata nuklir dan upaya untuk mencapai nonproliferasi tetap menjadi agenda penting dalam upaya mewujudkan perdamaian dan keamanan dunia.
Komentar