Jakarta, Batak Pos – Pada hari Minggu (10/3/2024), Pemerintah Inggris mengumumkan komitmennya untuk menyediakan anggaran senilai 117 juta poundsterling (sekitar Rp 2,3 triliun) selama empat tahun ke depan guna meningkatkan keamanan di masjid-masjid dan situs-situs Muslim di seluruh negeri. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap lonjakan insiden kebencian anti-Muslim sejak konflik Israel-Hamas di Gaza pada Oktober tahun lalu.
“Kebencian anti-Muslim tidak akan diterima di masyarakat kita,” tegas Menteri Dalam Negeri Inggris, James Cleverly, dalam sebuah pernyataan. “Kami tidak akan membiarkan peristiwa di Timur Tengah dijadikan sebagai alasan untuk membenarkan kekejaman terhadap warga Muslim Inggris,” tambahnya, seperti dilansir dari AFP.
Langkah-langkah keamanan yang akan diambil mencakup pemasangan kamera CCTV, sistem alarm, hingga pagar. Selain perlindungan bagi tempat-tempat umat Islam, pemerintah juga mengalokasikan anggaran sebesar 31 juta poundsterling (sekitar Rp 619 miliar) untuk menjamin keamanan proses dan institusi demokrasi dari meningkatnya ancaman ekstremis.
Kelompok pemantau kasus kejahatan atas dasar kebencian terhadap komunitas Muslim, Tell MAMA, mencatat bahwa selama empat bulan sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober, terjadi 2.010 insiden kebencian. Angka ini merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat dalam kurun waktu empat bulan, meningkat 335 persen dari periode yang sama tahun 2022-2023 yang hanya mencatat 600 insiden.
Dalam laporan mereka, Tell MAMA menyatakan bahwa dari jumlah tersebut, 1.109 insiden terjadi di dunia maya. Perempuan menjadi target dalam 65 persen laporan kasus, tambahnya.
Lembaga amal Yahudi The Community Security Trust (CST) juga melaporkan lonjakan tajam insiden antisemitisme di Inggris sejak serangan Hamas. Lembaga tersebut mencatat 4.103 “insiden kebencian anti-Yahudi” tahun lalu, yang naik 147 persen dari 1.662 insiden selama 2022.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, pada bulan Februari menjanjikan anggaran senilai lebih dari 70 juta poundsterling (sekitar Rp 1,3 triliun) selama empat tahun ke depan untuk melindungi tempat-tempat komunitas Yahudi.
Serangan Hamas ke Israel selatan yang memicu kembali pecahnya perang menewaskan sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut angka Israel. Sementara itu, serangan balasan Israel untuk menghabisi Hamas telah menewaskan lebih dari 31.000 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas.
Komentar