Kontroversi mencuat ketika Ratna Sarumpaet, artis senior tanah air, terlihat melintasi jalan-jalan kawasan Tibubeneng, Kabupaten Badung, Bali, saat umat Hindu di Bali sedang merayakan Hari Raya Nyepi.
Keberadaannya di luar rumah pada saat Hari Raya Nyepi, yang merupakan hari penuh keheningan dan penyucian, menuai kritik dari sejumlah netizen, dilansir dari SINDOnews.
Ratna Sarumpaet mengklaim bahwa kepergiannya itu terjadi karena kesalahan informasi mengenai tanggal Nyepi. Awalnya, ia telah diberitahu oleh stafnya bahwa Nyepi jatuh pada tanggal 9 Maret, dan saat itu ia berada di luar rumah untuk mencari mesin ATM.
Peristiwa ini juga berdampak pada menantunya, Rio Dewanto, yang Instagram pribadinya langsung diserbu oleh netizen setelah kejadian tersebut.
Meskipun unggahan terakhir Rio tidak berkaitan dengan peristiwa tersebut, netizen menyerbu akunnya dan meminta penjelasan kepada Rio untuk menegur mertuanya agar menghormati tradisi dan aturan di Bali.
Sebagian netizen bahkan menyebut Ratna Sarumpaet sebagai sosok yang problematik, mengingat kasus hoaks yang pernah ditimbulkannya pada tahun 2018.
Pada saat itu, Ratna mengklaim bahwa dirinya menjadi korban penganiayaan, yang kemudian terbukti sebagai hoaks, membuatnya menjadi tersangka dan mendapat kritik tajam dari masyarakat.
Tanggapan Rio Dewanto atas serbuan netizen tersebut belum diketahui, namun netizen tetap menyerukan agar mertuanya itu dihormati dan mematuhi aturan yang berlaku saat Nyepi di Bali.
Kondisi ini semakin memanas ketika Ratna Sarumpaet mendapat teguran dari Pecalang, atau aparat keamanan desa adat di Bali, karena keluar saat Hari Raya Nyepi.
Para Pecalang langsung menghentikan mobil yang ditumpangi Ratna.
Peristiwa ini kemudian dibagikan oleh salah satu akun media sosial yang mengutip informasi dari grup Facebook warga setempat.
Foto-foto Ratna dalam mobil dan ketika mobilnya dihentikan oleh Pecalang pun menjadi viral di media sosial.
Meskipun demikian, peristiwa ini menyisakan pertanyaan tentang kesadaran akan keberadaan dan tradisi setempat bagi para wisatawan, serta tata cara dalam menghormati hari suci seperti Nyepi di Bali.
Semoga kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan dan menghargai budaya dan tradisi setiap daerah yang mereka kunjungi.
Komentar