Ramadhan di Gaza tidak lagi sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Kemeriahan yang seharusnya mengiringi bulan suci bagi umat Muslim berubah menjadi ketakutan dan penderitaan karena serangan yang terus menerus dilancarkan oleh tentara Israel.
Meskipun dalam keadaan yang memprihatinkan, warga Gaza tetap teguh menjalankan kewajiban keagamaan mereka, termasuk salat tarawih, meskipun harus melakukannya di tengah reruntuhan masjid, dikutip dari Okezone.
Mereka yang tinggal di Gaza, terutama di Khan Younis, harus berjuang untuk menjalani ibadah di tengah puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan Israel.
Dalam kegelapan yang menyelimuti, mereka hanya mengandalkan cahaya dari kendaraan yang tersisa sebagai penerangan alternatif untuk melaksanakan salat tarawih. Lampu-lampu jalan yang sebelumnya menerangi kota kini padam, meninggalkan warga Gaza dalam kegelapan secara harfiah dan metaforis.
“Saya berharap pesawat akan mengebom saya dan saya mati,” ujar Zaki Hussein Abu Mansyur, pemilik sebuah bangunan yang ia dirikan untuk keluarganya di Khan Younis, menyatakan betapa sulitnya kehidupan di Gaza saat ini.
Dia menyampaikan perasaan putus asa atas kondisi yang terus memburuk di tengah serangan yang tak kenal ampun.
Kondisi ekonomi yang terpuruk membuat ketersediaan makanan dan barang-barang pokok semakin langka, bahkan pada bulan suci Ramadhan.
Banyak warga Gaza yang harus menahan diri dari memenuhi kebutuhan dasar mereka karena harga-harga melambung tinggi dan ketersediaan barang yang semakin terbatas.
“Mari kita nikmati Ramadhan dengan penuh syukur atas apa yang kita miliki,” ujar Maisa al Balbissi, menunjukkan semangatnya untuk tetap bersyukur meskipun dihadapkan pada keterbatasan yang sangat membelit.
Tidak hanya menghadapi kesulitan ekonomi, tetapi juga kondisi sanitasi yang semakin memburuk dan keterbatasan akses terhadap air bersih dan obat-obatan membuat Ramadhan di Gaza semakin menyedihkan.
Lebih dari 1,5 juta orang telah mencari perlindungan di kamp-kamp pengungsian, di mana kekurangan makanan dan air menjadi kenyataan sehari-hari.
Namun, meskipun dalam penderitaan yang mendalam, semangat dan keteguhan hati warga Gaza tetap menginspirasi.
Mereka tetap menjalankan ibadah dengan penuh keyakinan dan keikhlasan, meskipun dihadapkan pada tantangan dan kesulitan yang luar biasa.
Semoga kedamaian segera kembali menghampiri Gaza dan kehidupan warga dapat kembali normal dalam suasana yang lebih sejahtera dan damai.
Komentar