Direktur Utama PT Finex Bisnis Solusi Futures (Finex), Agung Wisnuaji, menyatakan bahwa mayoritas nasabah di Finex paling dominan berinvestasi di logam emas. Menurutnya, dominasi ini terjadi karena masyarakat cenderung lebih mengenal emas dibandingkan produk-produk derivatif lainnya.
“Saat ini, mayoritas nasabah kami berinvestasi di logam emas. Ini terutama karena masyarakat umum lebih mengenal emas daripada produk derivatif lainnya,” ujarnya dalam kunjungan ke Kantor Redaksi ANTARA, Jakarta, Rabu.
Agung menekankan bahwa investasi yang dimaksud bukanlah emas fisik, melainkan derivatif. Harga emas cenderung menguat ketika dolar Amerika Serikat melemah, dipengaruhi oleh berbagai faktor geopolitik seperti konflik di berbagai belahan dunia.
“Dalam kondisi seperti itu, para investor cenderung memilih untuk berinvestasi di komoditas emas sebagai alternatif karena nilai mata uang fluktuatif,” jelas Agung.
Dia juga menjelaskan bahwa emas derivatif yang diperdagangkan di Finex adalah Loco London Gold, yaitu emas yang dinilai dan diperdagangkan di London dengan sistem transaksi online, tidak memerlukan kepemilikan fisik.
Bunga D. Kusuma, Public Relations & Event Manager Finex, menegaskan bahwa meskipun emas yang diperdagangkan di Finex merupakan produk derivatif, namun tetap merefleksikan sentimen pasar terhadap emas fisik.
“Kondisi geopolitik yang tidak stabil mendorong orang untuk memilih ke aset safe haven, termasuk emas berjangka,” tambah Bunga.
Finex, yang menyediakan 78 instrumen trading, memiliki dominasi instrumen trading terbesar di logam emas sebesar 50 persen, disusul oleh Index Dow Jones 19 persen, forex EUR/USD (Euro/Dolar AS) 7 persen, GBP/USD (Pound Sterling/Dolar AS) 5 persen, dan USD/JPY (Dolar AS/Yen Jepang) 3 persen.
Hingga saat ini, terdapat sekitar 7 ribu nasabah yang tergabung di Finex dengan volume trading bulanan mencapai 20 ribu lot dan dana deposit nasabah mencapai Rp150 miliar.
Komentar