Bank Indonesia (BI) memberikan imbauan kepada masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) untuk bijak berbelanja dan meningkatkan kewaspadaan terhadap uang rupiah palsu menjelang perayaan Lebaran tahun ini.
Kepala BI Perwakilan Sulut, Andry Prasmuko, dalam pernyataannya di Manado pada Jumat, menyatakan kekhawatiran akan meningkatnya aktivitas perdagangan di Sulut menjelang Lebaran. “Pasti akan ada peningkatan aktivitas perdagangan di Sulut jelang Lebaran, jadi kami imbau warga lebih bijak, dan cermat menerima uang,” kata Andry.
Dia juga menegaskan bahwa pihaknya bersama-sama masyarakat harus waspada terhadap oknum yang tidak bertanggung jawab yang mungkin menyebar uang palsu pada saat transaksi perdagangan sedang ramai.
Dalam rangka mengantisipasi penyebaran uang palsu, BI mengimbau masyarakat Sulut untuk bijak berbelanja dan mengenali ciri-ciri keaslian uang Rupiah. Masyarakat diminta untuk selalu menerapkan prinsip 3D, yakni dilihat, diraba, dan diterawang saat menerima uang.
Andry menekankan pentingnya belanja bijak dengan membeli sesuai kebutuhan, memastikan kualitas setara dengan harga yang dibayarkan, dan menghindari menimbun pembelian. Selain itu, ia juga mendorong masyarakat untuk memprioritaskan pembelian produk dalam negeri, terutama produk dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta mengalokasikan dana secara tepat dengan berhemat dan menabung.
Imbauan dari Bank Indonesia tersebut sejalan dengan tema Ramadhan/Idul Fitri tahun ini yang mengajak masyarakat untuk “Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi): Bijak Gunakan Rupiah di Bulan Penuh Berkah”.
Dengan imbauan ini, diharapkan masyarakat Sulut dapat memasuki perayaan Lebaran dengan lebih tenang dan waspada terhadap potensi penyebaran uang palsu, sambil tetap menjaga kestabilan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan bersama.
Komentar