Terdapat delapan saham yang berpartisipasi, di mana dua di antaranya berhasil menguat, dua saham cenderung stagnan, dan empat saham mengalami koreksi. Dalam konteks buyback saham, aksi ini menjadi sangat penting untuk mengurangi tekanan jual di pasar.
Dari saham yang berhasil menguat, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan peningkatan signifikan, yakni mencapai 4,9% ke posisi Rp 1.500/unit. Dalam sepekan terakhir, SRTG juga melesat 2,74%, dan sebulan terakhir melonjak 4,9%. Namun, sepanjang tahun ini, saham SRTG masih ambles 8,54%. Ini menunjukkan bahwa meskipun buyback dilakukan, fluktuasi harga tetap menjadi tantangan.
Sebaliknya, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengalami koreksi terparah pada sesi I hari ini, dengan penurunan 2,33% menjadi Rp 7.325/unit. Dalam sepekan terakhir, INTP mengalami penurunan lebih dalam sebesar 4,25%, dan dalam sebulan terakhir merosot 1,01%, sementara sepanjang tahun ini turun hingga 22,07%. Koreksi ini menunjukkan risiko yang dihadapi emiten di tengah aksi buyback.
Dalam sebulan atau lebih setelah buyback, performa saham emiten berbeda-beda. Misalnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) terbang 12,3% dalam sebulan terakhir, sementara saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) jatuh 3,85%. Hal ini mengindikasikan bahwa buyback saham dapat berdampak signifikan terhadap volatilitas harga.
Berikut adalah pergerakan saham buyback pada sesi I hari ini:
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir (Rp/unit) | Harian | Sepekan | Sebulan | YTD |
---|---|---|---|---|---|---|
Saratoga Investama Sedaya | SRTG | 1,500 | 4.90% | 2.74% | 4.90% | −8.54% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2,850 | 0.71% | −1.72% | 2.52% | 19.75% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 50 | 0.00% | 0.00% | −3.85% | −41.86% |
Kalbe Farma | KLBF | 1,560 | 0.00% | 0.00% | −0.32% | −3.11% |
Medco Energi Internasional | MEDC | 1,305 | −0.76% | −4.40% | 3.16% | 12.99% |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 4,840 | −1.22% | 1.89% | 12.30% | −15.46% |
Trimegah Bangun Persada | NCKL | 950 | −1.55% | −3.55% | −3.06% | −5.00% |
Indocement Tunggal Prakarsa | INTP | 7,325 | −2.33% | −4.25% | −1.01% | −22.07% |
Sumber: RTI
Seperti diketahui, buyback saham adalah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan untuk membeli kembali saham yang telah beredar di publik. Aksi buyback diperlukan agar jumlah kepemilikan saham publik dalam perusahaan tersebut semakin berkurang, sehingga likuiditas tetap terjaga.
Ada beberapa tujuan buyback saham, antara lain untuk mengembangkan rasio keuangan, mempersiapkan cadangan modal, serta antisipasi penurunan harga saham. Tercatat ada delapan emiten yang berencana melakukan buyback dengan total anggaran mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah. Berikut daftar emiten yang akan melaksanakan buyback:
Emiten | Kode Saham | Total Anggaran Buyback | Awal Periode Buyback |
---|---|---|---|
Adaro Energy Indonesia | ADRO | Rp 4 triliun | 16 Mei 2024 |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | Rp 3,2 triliun | 11 Juni 2024 |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | Rp 1,5 triliun | 13 Maret 2024 |
Kalbe Farma | KLBF | Rp 1 triliun | 16 Mei 2024 |
Trimegah Bangun Persada | NCKL | Rp 1 triliun | 27 Juni 2024 |
Indocement Tunggal Prakarsa | INTP | Rp 895 miliar | 15 Mei 2024 |
Medco Energi Internasional | MEDC | Rp 200 miliar | 30 Mei 2024 |
Saratoga Investama Sedaya | SRTG | Rp 150 miliar | 16 Mei 2024 |
Sumber: Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia
Aksi buyback menjadi salah satu katalis positif untuk meredam tekanan jual yang ada saat ini, sekaligus mengurangi volatilitas yang terjadi di pasar. Namun, perlu diingat bahwa hal ini bersifat sementara. Investor perlu mencermati perkembangan kondisi makro dan fundamental dari emiten yang tengah melakukan buyback.
Dalam konteks rasio keuangan perusahaan, peningkatan rasio keuangan seringkali menjadi alasan perusahaan melakukan buyback saham. Makin sedikit saham di pasaran, maka rasio earning per share (EPS) juga akan semakin meningkat, memberikan sinyal positif kepada investor.
Hasil buyback saham dapat dijual kembali saat harga sedang mengalami tren kenaikan atau disimpan sebagai saham treasury. Jika harga saham turun, aksi buyback dapat menjaga psikologis investor, menarik minat untuk mengoleksi saham yang bersangkutan.
Dengan berita ini, diharapkan informasi mengenai buyback saham dapat membantu para investor dalam mengambil keputusan yang tepat di pasar modal.
Komentar