Flores Timur, harianbatakpos.com – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan tanda-tanda meningkat. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan bahwa aktivitas magmatik gunung berapi tersebut masih cukup tinggi dan berpotensi menimbulkan erupsi eksplosif akibat sumbatan gas.
Berdasarkan pemantauan data kegempaan terbaru pada 22-23 Juli 2025, terdeteksi adanya penurunan pelepasan gas pada aktivitas Gunung Lewotobi. Penurunan ini diduga disebabkan oleh sumbatan gas yang tertahan di jalur magma, sehingga meningkatkan risiko tekanan gas di dalam kawah.
“Meski aktivitas magmatik masih kuat, pelepasan gas menurun akibat adanya sumbatan. Sumbatan tersebut berisiko meningkatkan potensi letusan eksplosif karena gas yang terjebak di dalam tidak dapat keluar,” ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dikutip dari detikBali, Kamis (24/7/2025).
Wafid menjelaskan bahwa suplai magma terpantau dari kedalaman dalam hingga dangkal, dengan arah pergerakan menuju permukaan kawah. Fenomena ini memperkuat dugaan bahwa letusan besar bisa saja terjadi dalam waktu dekat jika sumbatan tidak terurai.
Data kegempaan selama 22-23 Juli 2025 hingga pukul 06.00 WITA mencatat 1 kali gempa guguran, 7 kali gempa embusan, 1 kali gempa harmonik, 17 kali gempa tremor non-harmonik, 10 kali gempa low frequency (LF), 8 kali gempa vulkanik dalam, serta 16 kali gempa tektonik jauh. Data ini menjadi indikator bahwa aktivitas magma gunung api masih cukup dinamis.
“Pada malam hari terlihat sinar api di sekitar puncak, yang menunjukkan adanya material pijar atau panas yang mendekati permukaan kawah. Guguran material juga masih terjadi karena lereng belum stabil,” tambah Wafid.
Secara visual, terlihat pelepasan gas berupa uap air bertekanan tinggi yang membentuk asap putih tebal. Ini menandakan peningkatan suhu dan tekanan di sekitar kawah Gunung Lewotobi Laki-laki. Sementara itu, aktivitas seismik menunjukkan tren peningkatan gempa vulkanik dalam dan gempa harmonik, meskipun gempa low frequency mengalami penurunan dalam empat hari terakhir.
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi diminta tetap waspada terhadap potensi bahaya letusan. Aktivitas magma yang tinggi, ditambah sumbatan gas yang belum terurai, dapat memicu erupsi secara tiba-tiba.
Ikuti perkembangan terbaru aktivitas gunung api dan informasi kebencanaan hanya di saluran resmi harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar