Jakarta, harianbatakpos.com – Kasus korupsi Chromebook dalam program digitalisasi sekolah di era Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim memasuki babak baru. Kejaksaan Agung Republik Indonesia resmi menetapkan empat tersangka dalam kasus pengadaan laptop pendidikan senilai triliunan rupiah yang berasal dari proyek pengadaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Kemendikbudristek tahun 2020-2022.
Salah satu tersangka yang mencuat adalah staf khusus Mendikbudristek, Jurist Tan. Kejagung menyebut proyek pengadaan laptop berbasis Chrome OS atau Chromebook ini sudah direncanakan bahkan sebelum Nadiem dilantik sebagai menteri. Nama Nadiem pun ikut terseret dalam dinamika perencanaan awal proyek digitalisasi sekolah tersebut.
Dalam pernyataannya, Nadiem menjelaskan alasan memilih laptop Chromebook karena faktor harga yang lebih murah dan efisiensi software. “Satu hal yang sangat jelas pada saat saya mencerna laporan ini adalah dari sisi harga, Chromebook itu kalau speknya sama selalu 10-30% lebih murah,” ujarnya, dikutip dari arsip detikEdu, Rabu (16/7/2025).
Laptop Chromebook dan Sistem Operasinya
Laptop Chromebook merupakan laptop berbasis Chrome OS, sistem operasi ringan besutan Google. Mengutip laman Google Support, Chrome OS dirancang dengan sistem penyimpanan berbasis cloud, fitur keamanan berlapis, dan performa booting yang cepat. Inilah salah satu alasan kuat mengapa perangkat ini digunakan dalam program laptop pendidikan Kemendikbudristek.
Sistem ini juga memiliki keunggulan berupa update keamanan otomatis, teknik isolasi aplikasi (sandboxing), dan kemampuan self-repair jika terjadi kerusakan sistem. Firmware-nya bahkan akan mendeteksi kerusakan OS dan menyarankan pemulihan secara mandiri.
Nadiem menyebut pemilihan Chrome OS sebagai sistem utama laptop pendidikan bukan hanya karena harga perangkatnya lebih murah, tetapi karena sistem operasinya tidak membutuhkan biaya lisensi tambahan. “Sistem operasi lain akan menambah biaya Rp 1,5 hingga Rp 2,5 juta, sementara Chrome OS gratis karena open source,” ungkapnya.
Aplikasi dan Fungsi Offline Chromebook
Laptop Chromebook juga mendukung berbagai aplikasi yang bisa digunakan secara offline, antara lain:
-
Gmail Offline untuk akses e-mail
-
Google Keep untuk membuat catatan
-
Google Docs, Spreadsheet, dan Slide dari Google Drive
-
Google Calendar dan pemutar media bawaan
Fitur offline ini dianggap penting dalam konteks pendidikan, terutama untuk siswa di wilayah dengan keterbatasan akses internet. Hal inilah yang menurut Nadiem menjadi salah satu pertimbangan utama dalam penggunaan Chromebook sebagai laptop pendidikan.
Fitur Kontrol Aplikasi Jadi Alasan Kuat
Dalam kajiannya, Nadiem menilai sistem keamanan Chrome OS juga memberikan kontrol penuh terhadap aplikasi yang bisa diakses siswa. Fitur ini dinilai penting untuk mencegah penyalahgunaan, termasuk akses ke konten pornografi, judi online, dan aplikasi game. “Itu bisa terjadi tanpa biaya tambahan lagi,” tegasnya.
Namun, di balik berbagai keunggulan laptop pendidikan ini, proyek Chromebook justru menjadi ladang korupsi. Kejagung telah menetapkan empat tersangka dalam pengadaan TIK tersebut, antara lain:
-
Sri Wahyuningsih, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek 2020–2021
-
Mulyatsyah, Direktur SMP Kemendikbudristek 2020
-
Jurist Tan, Staf Khusus Mendikbudristek
-
Ibrahim Arief, Konsultan Teknologi di Kemendikbudristek
Tiga dari empat tersangka telah ditahan. Sementara itu, Jurist Tan masih berada di luar negeri dan belum dilakukan penahanan. Ibrahim Arief, meskipun tidak ditahan di rutan, berstatus sebagai tahanan kota karena kondisi kesehatan jantung.
Untuk informasi berita eksklusif lainnya, ikuti saluran resmi harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar