Toba-BP: Aliansi Gerak Tutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) melaksanakan aksi damai yang diikuti kurang lebih 500 orang dimulai dari monumen D.I. Panjaitan dan dilanjutkan berjalan kaki menuju Kantor Bupati Kabupaten Toba, Rabu (06/10/2021).
Aliansi Gerak Tutup TPL menyatakan bahwa tano Batak yang indah penuh berkah oleh Yang Maha Kuasa dan diwariskan oleh nenek moyang. Danau, sungai, gunung, hutan mengandung banyak kekayaan. Jaminan masa depan, memberikan kehidupan untuk bangso Batak.
Dari sawah dan ladang kita memetik makanan sehat dan cukup. Sumber daya alam dan tanah yang subur menjamin kehidupan hingga generasi yang akan datang.
Tano Batak dianugerahi alam yang indah. Bangso Batak pantas bersyukur dianugerahi alam yang subur, luas dan indah.
Namun sekarang kita menyaksikan, Tano Batak kesakitan. Bencana Ekologis seperti banjir bandang, longsor dan
kekeringan kerap terjadi. Kondisi hutan semakin kritis dari waktu ke waktu. Air Danau Toba semakin surut. Sungai-sungai banyak yang mati, sumber air bersih semakin berkurang, petani semakin sering mengalami gagal panen akibat iklim yang tidak menentu.
Penyebab utama kehancuran lingkungan di Tano Batak adalah kerusakan hutan yang terjadi selama tiga puluh
tahun terakhir. Salah satu penyebab kerusakan hutan dan lingkungan di Tano Batak adalah akibat dari aktivitas PT. Toba Pulp Lestari (TPL) yang sebelumnya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IU).
Saat ini perusahaan tersebut memiliki konsesi seluas 167.912 hektar hutan di Tano Batak. Selain mengakibatkan kerusakan hutan, pemberian izin konsesi tersebut juga telah merampas hak-hak masyarakat adat, petani, hak masyarakat umum atas lingkungan hidup yang baik dan sehat di Tano Batak.
Beroperasinya PT. TPL mengakibatkan tatanan kehidupan masyarakat adat Batak Toba turut terpuruk. Kehidupan
yang damai dan rukun di kampung-kampung dipecan belan. Sumber daya alam yang melimpah hilang. Ancaman dan tantangan tak jarang terjadi. Alam pegunungan yang sedelumnya ditumbuni oleh tanaman tanaman alam yang terbukti mampu menjaga kandungan air kini telah habis dikarenakan aktivitas pembukaan lahan yang dilakukan perusahaan.
Selain kerusakan lingkungan, konflik horizontal juga semakin sering terjadi karena tindakan provokasi dan adu domba oleh pihak PT.TPL sudah banyak masyarakat yang telah menjadi korban kekerasan, luka dan dipenjara.
Tindakan kriminalisasi terus terjadi dialami masyarakat ataupun para aktivis yang membela masyarakat.
Oleh sebab itu pada hari ini, Rabu, 6 Oktober 202l, Kami, Aliansi Gerak Tutup TPL yang terdiri dari beberapa unsur
yaitu: Komunitas masyarakat Adat, Kelompok Tani, Mahasiswa, dan masyarakat di Kawasan Danau Toba meminta agar Pemerintah Republik Indonesia mendukung dan bekerjasama dalam menyelamatkan Tano Batak menjadi ruang hidup yang aman dan nyaman bagi semua mahluk.
Seiring dengan tujuan kami mewujudkan Tano Batak sebagai ruang hidup yang aman dan nyaman bagi semua mahluk Aliansi Gerak Tutup TPL, menyampaikan Tuntutan:
1. Hentikan operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) di Tano Batak.
2. Cabut izin Konsesi PT. TPL dari Tano Batak.
3. Wujudkan Reforma Agraria sejati, Kembalikan tanah-tanah adat kepada masyarakat adat.
4. Lindungi Kemenyan sebagai tanaman endemic.
5. Hentikan kriminalisasi dan intimidasi kepada masyarakat adat.
6. Selamatkan Tano Batak dari limbah perusahan-perusahaan yang merusak lingkungan Danau Toba.
7. Selamatkan hutan Tano Batak dari aktifitas penggundulan hutan.
Hal ini disampaikan Pimpinan aksi Benget Sibuea saat malaksanakan aksi di depan Kantor Bupati Toba. (BP/JP)
Komentar