Jakarta-BP: Tugas berat menanti calon pengelola keuangan negara. Setidaknya, ada tiga tantangan besar yang harus dihadapi oleh calon penjaga kas keuangan negara.
Hal tersebut dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan sambutan dalam Wisuda Akbar PKN STAN, di Indonesia Convention Exibition, kawasan BSD, Tangerang, Kamis (18/10/2018).
Di depan 5.633 orang calon pengelola keuangan negara, bendahara negara menegaskan bahwa tugas untuk menjaga keuangan negara bukanlah perkara mudah, karena akan terpengaruh pada dinamika perekonomian.
“Keuangan negara adalah suatu instrumen penting dalam memajukan bangsa dan negara untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ungkap Sri Mulyani.
Tantangan pertama yang harus dihadapi adalah masalah demografi. Perlu ada cara konkret, bagaimana meningkatkan produktivitas masyarakat untuk menjadi tulang punggung perekonomian di masa depan.
“Ini menjadi suatu keharusan, bagaimana meningkatkan pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, adalah pilar untuk menciptakan kualitas SDM yang lebih baik,” katanya.
Tantangan kedua, adalah teknologi yang dianggap bukan hanya sebagai ancaman, namun juga bisa dijadikan sebuah kesempatan. Bendahara negara ingin, penerus pengelola keuangan negara bisa jeli mengambil kesempatan.
“Kita perlu pengelola keuangan negara yang bisa secara jeli melihat kesempatan adanya perubahan teknologi. Sehingga mampu menjawab isu terkini,” tegasnya.
Tantangan terakhir, adalah bagaimana menggunakan instrumen APBN secara merata. Sebagai negara kepulauan, tentu bukan tugas mudah untuk mensejahterahkan seluruh masyarakat melalui APBN.
“Saya ingin agar PKN STAN melahirkan para pengelola keuangan negara yang mampu menjawab tantangan Indonesia sebagai negara geografis dan kemampuan untuk tahan terhadap berbagai guncangan,” katanya.
“Keuangan negara itu dikelola agar mencapai tujuan berbangsa dan menjadi solusi masalah untuk mengatasi isu fundamental yang dihadapi bangsa Indonesia,” tegasnya.
(CnbcIndonesia) BP/JP
Komentar