Kesehatan
Beranda » Berita » Anak Perempuan Rentan Lebih Tinggi Terkena Gangguan Disfomik Tubuh

Anak Perempuan Rentan Lebih Tinggi Terkena Gangguan Disfomik Tubuh

Anak Perempuan Rentan Lebih Tinggi Terkena Gangguan Disfomik Tubuh
Anak Perempuan Rentan Lebih Tinggi Terkena Gangguan Disfomik Tubuh

Sebuah penelitian baru-baru ini telah mengungkap bahwa anak perempuan, terutama remaja, memiliki potensi enam kali lebih besar untuk mengalami gangguan dismorfik tubuh (BDD), yang dapat memberikan dampak negatif pada kualitas hidup mereka. Dilansir dari Medical Daily pada Senin kemarin, gangguan dismorfik tubuh adalah kondisi kesehatan mental di mana penderitanya merasa adanya kekurangan fisik yang terlalu dipikirkan.

Menurut Profesor Psikolog dari Universitas College London, Georgina Krebs, penderita BDD seringkali mengalami gejala seperti kekhawatiran berlebihan tentang kekurangan tubuh yang mungkin dianggap sepele oleh orang lain. Krebs juga menyatakan bahwa penderita sering kali merasa malu atau jijik pada tubuhnya, bahkan mengalami serangan panik saat melihat kekurangan tersebut.

Studi tersebut melibatkan lebih dari 7.600 anak-anak dan remaja di Inggris dan hasilnya menunjukkan bahwa BDD mempengaruhi 1,8 persen anak perempuan dibandingkan dengan 0,3 persen anak laki-laki. Selain itu, sekitar 70 persen anak-anak yang didiagnosis dengan BDD juga mengalami setidaknya satu gangguan psikologis lainnya seperti kecemasan dan depresi.

9 Kandungan dan Manfaat Kandungan Air Kelapa untuk Kesehatan

Lebih lanjut, sekitar setengah atau 42 persen orang dengan BDD melaporkan tindakan menyakiti diri sendiri atau bahkan mencoba bunuh diri. Para peneliti menyimpulkan bahwa keasyikan terhadap penampilan merupakan fenomena klinis yang signifikan dan memerlukan peningkatan kesadaran akan BDD, peningkatan praktik skrining, dan pengurangan hambatan terhadap pengobatan berbasis bukti.

Penyebab pasti BDD belum diketahui secara pasti, namun faktor-faktor seperti genetika, struktur otak, pengaruh budaya, serta pengalaman masa kecil yang buruk seperti pelecehan atau intimidasi diyakini dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut.

“Karena penderita BDD cenderung tidak secara spontan mengungkapkan gejala mereka kecuali jika ditanya secara langsung, sangat penting bagi dokter untuk menggunakan alat skrining BDD dan bertanya langsung kepada anak muda tentang masalah penampilan mereka,” kata Krebs.

Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of American Academy of Child and Adolescent Psychiatry dan menekankan pentingnya peningkatan kesadaran dan pemantauan terhadap gangguan psikologis pada anak-anak dan remaja, serta perlunya intervensi yang tepat untuk meminimalkan dampak negatifnya pada kualitas hidup mereka.

WHO Desak Kenaikan Harga Minuman Manis dan Rokok Demi Tekan Angka Kematian Global

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *