Medan, HarianBatakpos.com – Bank Dunia memperkirakan bahwa sekitar 60,3% penduduk Indonesia akan tergolong miskin pada tahun 2024. Estimasi ini didasarkan pada standar garis kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah ke atas. Dalam laporan Macro Poverty Outlook edisi April 2025, angka ini menunjukkan tantangan serius bagi perekonomian Indonesia.
Dengan jumlah penduduk yang mencapai 285,1 juta jiwa pada 2024, berarti sekitar 171,9 juta orang akan hidup di bawah garis kemiskinan tersebut. Garis kemiskinan yang diterapkan adalah pengeluaran sebesar US$6,85 per hari atau sekitar Rp115.422. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan garis kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah ke bawah, di mana tingkat kemiskinan Indonesia tercatat sebesar 15,6%.
Meskipun ada perbedaan dalam estimasi, laporan Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia, yang telah diklasifikasikan sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, menghadapi tantangan besar dalam menurunkan angka kemiskinan. Prediksi menunjukkan penurunan bertahap angka kemiskinan hingga 55,5% pada tahun 2027, dikutip dari laman kompas.com.
Tertinggi Kedua di Asia Tenggara
Dengan angka 60,3%, Indonesia menduduki posisi tertinggi kedua di Asia Tenggara untuk tingkat kemiskinan. Hanya Laos yang lebih tinggi dengan 68,9%. Angka ini sangat kontras dengan negara lain seperti Malaysia (1,3%) dan Thailand (7,1%).
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka yang berbeda, mencatat hanya 8,57% penduduk miskin. “Sejak pandemi 2020, angka kemiskinan di Indonesia terus menurun,” ungkap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. Namun, perbedaan data ini menimbulkan pertanyaan tentang metodologi penghitungan yang digunakan.
Melihat semua ini, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersinergi dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan. Upaya ini tidak hanya penting untuk kesejahteraan masyarakat, tetapi juga untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar