Nasional Pilpres Politik Sosial
Beranda » Berita » Analisis Public Choice Menurut Bossman Mardigu Wowiek

Analisis Public Choice Menurut Bossman Mardigu Wowiek

Jakarta, Batak Pos – Pengusaha media sosial Indonesia, Bossman Mardigu Wowiek, mengungkapkan pandangannya tentang politik pencoblosan, mengacu pada konsep “Faktor X” dalam teori Public Choice. Dalam wawancara eksklusif, Mardigu menjelaskan konsep ini yang merupakan pertukaran suara rakyat dengan program Capres.

 

“Dalam demokrasi di Amerika yang di tiru plek oleh Indonesia, metode PUBLIC CHOICE ala Professor Buchanan itu dapat dibuktikan. Apa yang akan kita buktikan?,” ujarnya.

Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji: Ustadz Khalid Basalamah Diperiksa KPK

 

Ia menyoroti pentingnya program Capres yang dapat dipahami oleh masyarakat, khususnya anak kelas 6 SD. Dengan menggunakan pendekatan ekonomi sebagai ilmu pertukaran, Mardigu menyebutnya sebagai “catallaxy model,” di mana pelaku politik menawarkan kebijakan publik kepada masyarakat.

 

“Misalnya dalam politik, politisi sebagai pelaku ‘memaksimalkan utilitas agar dipilih kembali’ melalui kebijakan dan program yang dilaksanakan bagi wilayah pemilihnya. Sementara para pemilih mengontrol suara untuk mendapatkan kebijakan yang diinginkan,” ungkapnya.

Peringatan Mendikdasmen: Jangan Sebarkan Konten Salah

 

Dalam menganalisis program Capres, Mardigu menekankan bahwa program yang mudah dicerna oleh anak kelas 6 SD memiliki nilai pertukaran suara yang tinggi. Sebagai contoh, ia membandingkan program pembangunan kota megapolitan dengan program ‘makan gratis bergizi’ bagi murid-murid sekolah.

 

“Program-program Capres harus mudah dicerna anak kelas 6 SD sehingga terkonversi pada suara rakyat,” terangnya.

 

Mardigu juga mengingatkan tentang dampak negatif dari kampanye yang bersifat membully. Contohnya, mundurnya “Ahok” dari Komisaris Utama BUMN Besar dan kampanye negatif yang berpotensi merugikan Paslon 03.

 

“Kehadiran Ahok kalau menyerang dengan mulut besar akan menurunkan suara PDIP secara signifikan,” ucapnya.

 

Mardigu memperkirakan bahwa suara pemilih muslim swing voter dapat berpindah ke Paslon 01 atau 02 akibat kampanye negatif tersebut. Namun, bukti konkret akan terlihat setelah Pemilu.

 

“Yang programnya di awang-awang atau palsu (false program) akan ditinggalkan orang. Tidak dipilih! Itulah catallaxy model dari theory public choice nya James Buchanan,” ucapnya.

 

Dengan mengacu pada teori Public Choice, Mardigu menyimpulkan bahwa Paslon 02 mendapatkan dua hal positif, yakni dari program yang mudah dicerna oleh anak kelas 6 SD dan simpati dari serangan kampanye negatif terhadap Paslon 03.

 

“Mari kita lihat pembuktiannya saat Pilpres dan Pemilu nanti suara 03 akan paling bawah. Oiya, sekedar info Pak Buchanan itu akhirnya dihadiahi Nobel Prize tahun 1986 sebagai bukti pembenaran theory nya tersebut,” pungkas Mardigu.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *