Medan, harianbatakpos.com – Kerja sama nuklir Indonesia-Rusia menjadi topik hangat setelah kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia pada 19 Juni lalu. Pertemuan ini menghasilkan penandatanganan sejumlah kesepakatan strategis, termasuk potensi kerja sama di bidang nuklir. Presiden Putin menyatakan, “Kami terbuka untuk kerja sama dengan mitra Indonesia di bidang nuklir.”
Dilansir dari laman Lambeturah.co.id, ketertarikan Rusia terhadap Indonesia mencerminkan posisi strategis Indonesia di kawasan Asia Pasifik. Dengan Indonesia yang kini bergabung dalam BRICS, peluang kolaborasi ini semakin terbuka lebar. Tasha Imansyah, seorang analis pertahanan, menekankan bahwa kerja sama ini berpotensi memberikan dukungan politik, mempererat hubungan bilateral, dan keuntungan geopolitik.
Namun, di balik peluang, terdapat tantangan yang tidak bisa diabaikan. Misalnya, pengelolaan limbah nuklir yang kompleks dan mahal menjadi perhatian utama. Tasha menjelaskan, “Pengelolaan limbah nuklir adalah tantangan jangka panjang yang kompleks dan mahal.” Selain itu, kerjasama ini juga dapat menimbulkan risiko sanksi dari negara-negara Barat.
Dengan berbagai keuntungan dan kerugian yang ada, kerja sama nuklir Indonesia-Rusia memerlukan pertimbangan matang agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kedua negara.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar