Jakarta-BP: Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengakui mendengar kabar bahwa ada Ketua DPD partai politik melakukan order atau pesan etnis tertentu untuk melakukan intimidasi terhadap dirinya. Intimidasi ini terkait dengan pernyataannya yang mengungkapkan dugaan mahar politik Sandiaga Uno ke PAN dan PKS.
“Terhadap isu yang saya terima tadi malam bahwa salah satu ketua DPD partai politik di Jakarta yang mengorder etnis tertentu untuk mengintimidasi saya, tentu saya khawatir,” ujar Andi Arief dalam keterangannya, Jumat (24/8).
Andi mengaku bahwa dari dulu dirinya paling takut terhadap ancaman fisik. Terhadap isu intimidasi tersebut, dia akan berusaha menghindar.
“Sejak dulu saya paling takut menghadapi ancaman fisik ini. Karena itu lebih baik saya menghindar,” ungkap dia.
Andi enggan menyebutkan secara detail tentang Ketua DPD parpol yang dimaksud. Namun, dia akan mengirimkan utusan untuk melakukan klarifikasi langsung ke Ketua DPD parpol.
“Saya akan kirim utusan untuk klarifikasi langsung ke Ketua DPD partai politik itu. Kalau sangat diperlukan saya akan meminta perlindungan pada kepolisian,” tutur dia.
Lebih lanjut, Andi Arief menegaskan dirinya tidak akan mencabut ciutan-ciutannya yang mengungkapkan tentang dugaan mahar politik Sandiaga ke PAN dan PKS. Bahkan dia siap akan datang ke Bawaslu jika dipanggil lagi untuk memberikan keterangan dan klarifikasi.
“Saya tidak menghindar dan tidak juga mencabut dua tuit saya yang kemudian menjadi alasan pelapor yang saya tidak kenal untuk membawa problem ini ke Bawaslu,” pungkas dia.
Sebagaimana diketahui, Bawaslu telah memanggil Andi Arief sebanyak tiga kali, yakni pada Senin (20/8), Selasa (21/8) dan hari ini, Jumat (24/8). Namun, Andi Arief belum bisa memenuhi tiga panggilan Bawaslu tersebut. Hari ini, Andi tidak bisa hadir karena masih berada di Lampung, menemani ibunya yang sedang sakit. (BERITASATU/JP)
Komentar