Angie Zelena, penyanyi berbakat, baru-baru ini merilis single terbarunya berjudul “Kukira Hanya Lagu”. Lagu ini mengusung karya dari komposer ternama Pika Iskandar, dan Angie membagikan cerita menarik tentang proses kreatif yang dihadapinya selama proses rekaman.
Angie menjelaskan bahwa proses rekaman lagu ini memakan waktu lebih dari 12 jam, terutama karena banyaknya ide kreatif yang muncul selama proses tersebut. Awalnya dikirimkan dalam bentuk demo, Angie bersama timnya melakukan rekaman di tengah antusiasme dan semangat untuk menghasilkan karya yang istimewa, dilansir dari OKEZONE TV.
“Awalnya tuh dikirim demo, ini komposing sama writing bukan dari aku. Digarap sekitar 2 bulanan, terus langsung rekaman. Itu sekitar, dari jam 3 sore sampai jam 4 pagi. Ini lama karena kita banyak ide gitu lho. Jadi banyak yang beda dari demo sama pas rekaman,” ungkap Angie Zelena.
“Kukira Hanya Lagu” menggambarkan perasaan yang belum dapat dilupakan dari masa lalu. Angie menjelaskan bahwa lagu ini menciptakan momen ketika seseorang belum sepenuhnya dapat melupakan kenangan masa lalu, dan liriknya menyentuh hati dengan mendalam.
Setelah perilisan, Angie sangat gembira melihat respons positif dari pendengar musiknya. Banyak yang merasa terhubung dengan lagu tersebut, dan Angie merasa terpacu untuk terus berkarya di masa mendatang.
“Kebetulan lagu ini cepat naik. Baru 3 hari udah 20 ribu. Menurut aku memang menarik, listener aku juga bertambah. Banyak yang bilang related, apalagi Gen Z,” ungkap Angie Zelena.
Dalam perbandingan dengan karyanya sebelumnya seperti “Bulan Penuh” dan “Cinta Lelaki”, Angie melihat adanya perbedaan signifikan. Ia mengakui bahwa pengalaman tersebut membantu dalam pengembangan teknik bernyanyi dan kemampuan untuk menyampaikan emosi dengan lebih baik.
Dengan lagu “Kukira Hanya Lagu”, Angie Zelena menegaskan komitmennya untuk terus berkarya dan memberikan pengalaman musik yang mendalam kepada pendengarnya.
Erick Estrada baru-baru ini memberikan curhatan melalui akun Instagram pribadinya setelah mengalami hujatan dari warganet terkait perannya sebagai aktor utama dalam film “Mendung Tanpa Udan”.
Hujatan tersebut berkaitan dengan pandangan beberapa orang yang menganggapnya kurang tampan untuk memerankan peran utama dalam film tersebut, dilansir dari OKEZONE TV.
Dalam curhatannya, Erick menyatakan keyakinannya pada “settingan Gusti Allah” atau takdir Tuhan yang pasti memberikan yang terbaik. Ia menunjukkan sikap positif dan penerimaan terhadap keputusan yang telah diambil terkait peran utama dalam film tersebut. Erick Estrada menyatakan, “Pokoknya, saya ikut dan nurut sama Tuhan.”
Hujatan yang dialami Erick Estrada sebagian besar berkaitan dengan pandangan visual yang diharapkan oleh sebagian warganet terhadap seorang aktor utama. Beberapa komentar menyatakan preferensi terhadap aktor-aktor lain yang dianggap lebih tampan untuk memerankan peran tersebut. Kritik juga muncul terkait ekspektasi terhadap penampilan fisik yang diinginkan oleh sebagian penonton.
Namun, di tengah hujatan tersebut, beberapa warganet juga memberikan dukungan dan membela Erick Estrada. Mereka menyatakan bahwa penilaian hanya dari segi fisik tidak sepenuhnya adil, dan keberhasilan seorang aktor tidak hanya bergantung pada penampilan fisik semata. Beberapa juga mencatat bahwa kontroversi seputar pemilihan aktor seringkali terjadi, dan opini masyarakat bisa bervariasi.
Erick Estrada sebelumnya juga telah merespons komentar negatif tersebut dengan sikap yang bijak. Alih-alih merespon dengan kemarahan, ia memilih untuk meminta doa dari warganet agar film yang dibintanginya sukses di pasaran. Pendekatan positif dan tawaran permohonan doa menunjukkan kedewasaan Erick dalam menghadapi situasi tersebut.
Keputusan rumah produksi untuk memilih Erick Estrada sebagai aktor utama tentu memiliki pertimbangan tertentu, dan curhatan serta respons dari Erick Estrada menunjukkan sikap profesional dan sikap positifnya dalam menghadapi tantangan di industri hiburan.
Komentar