Dalam sebuah langkah diplomatik yang signifikan, Arab Saudi sedang mengintensifkan upaya untuk memediasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di tengah eskalasi konflik di Jalur Gaza. Kerajaan tersebut juga mendorong peningkatan bantuan kemanusiaan untuk wilayah Palestina yang terpuruk, yang telah dilanda perang selama lebih dari enam bulan.
Menurut laporan dari Al Arabiya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menekankan perlunya gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan di Gaza. Berbicara dalam wawancara eksklusif dengan Al Arabiya saat mengikuti forum keamanan tingkat tinggi Uni Eropa-Dewan Kerja Sama Teluk di Luksemburg, Pangeran Faisal kembali menegaskan urgensi mencapai kesepakatan komprehensif antara Hamas dan Israel.
“Persetujuan antara Hamas dan Israel harus mencakup gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza,” tegas Pangeran Faisal.
Upaya diplomatik oleh Arab Saudi datang di tengah-tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah sejak Oktober lalu, ketika Hamas melancarkan serangan terhadap Israel bagian selatan, memicu serangkaian serangan balasan oleh Tel Aviv di Jalur Gaza yang dikuasai oleh kelompok militan Palestina tersebut.
Selain itu, Pangeran Faisal mengungkapkan bahwa beberapa negara anggota Uni Eropa telah terlibat dalam diskusi mengenai pengakuan resmi Negara Palestina. Dia menyambut langkah ini sebagai langkah positif menuju perdamaian di kawasan tersebut.
“Kami berharap langkah yang diambil oleh setidaknya beberapa negara Eropa pada akhirnya akan diikuti oleh negara-negara lainnya,” ujar Pangeran Faisal.
Konflik yang berkelanjutan antara Israel dan Hamas telah menyebabkan penderitaan manusia yang besar dan kerusakan yang luas di Jalur Gaza, memicu kekhawatiran internasional dan seruan untuk penyelesaian damai.
Inisiatif diplomatik proaktif oleh Arab Saudi menegaskan komitmennya untuk mempromosikan stabilitas dan keamanan di Timur Tengah sambil mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.
Komentar