Jakarta, harianbatakpos.com – Amerika Serikat dan China sepakat melonggarkan pembatasan ekspor tanah jarang dan teknologi, sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan baru antara dua negara ekonomi terbesar dunia. Kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan China ini diumumkan setelah kedua negara menyelesaikan negosiasi tingkat tinggi yang berlangsung di London awal bulan ini.
Dalam pernyataan resmi yang dikutip dari CNBC, Sabtu (28/6/2025), China menyebut akan mulai meninjau serta menyetujui permohonan ekspor untuk barang-barang yang sebelumnya dikenai aturan pengendalian ekspor. Kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan China ini membuka jalan bagi pelonggaran pengawasan terhadap ekspor tanah jarang yang selama ini menjadi sumber ketegangan global.
Sementara itu, Amerika Serikat akan mencabut sejumlah pembatasan yang sebelumnya diberlakukan terhadap Beijing. Juru bicara Kementerian Perdagangan China menyampaikan hal tersebut pada Jumat (27/6/2025), meski tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai langkah spesifik yang akan diambil kedua belah pihak.
Kesepakatan tersebut diumumkan menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih pada Kamis (26/6/2025). Trump menyatakan bahwa kedua negara telah menandatangani perjanjian penting dengan China. Pejabat Gedung Putih kemudian menambahkan bahwa kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan China ini juga mencakup pemahaman tambahan mengenai kerangka pelaksanaan hasil perundingan Jenewa.
Negosiasi terbaru ini dipimpin oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng. Setelah dua hari pembicaraan intensif di London, kedua pihak menyepakati penerapan konsensus Jenewa, yang sebelumnya sudah dirintis sejak pertemuan perdagangan awal di Jenewa pada pertengahan Mei lalu.
Perjanjian London ini dianggap sebagai langkah penting dalam menstabilkan hubungan dagang yang sebelumnya menegang. Pemerintah AS mengkritik China karena dianggap lambat dalam melonggarkan pembatasan tanah jarang, sedangkan pihak China mengecam larangan teknologi dan pencabutan visa pelajar dari AS.
Meski demikian, para pengamat menilai bahwa kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan China ini masih menyisakan ketidakjelasan, terutama soal jenis pembatasan ekspor tanah jarang yang akan dicabut selain produk seperti magnet. Kedua negara tetap melihat komoditas tanah jarang sebagai alat negosiasi strategis yang akan terus digunakan dalam pembicaraan lanjutan.
Dalam perjanjian awal di Jenewa, AS dan China telah menyetujui penangguhan sebagian besar tarif barang selama 90 hari dan mencabut sejumlah tindakan pembatasan. Kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan China ini diharapkan dapat mendorong stabilitas ekonomi global dan meredakan ketegangan di sektor teknologi serta ekspor strategis.
Ikuti saluran harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar