Sejarah
Beranda » Berita » Asal-Usul Nama “Batak”: Konstruksi Luar yang Dikukuhkan oleh Misionaris Jerman

Asal-Usul Nama “Batak”: Konstruksi Luar yang Dikukuhkan oleh Misionaris Jerman

MEDAN – BatakPos – Nama “Batak” sebagai identitas etnik ternyata tidak berasal dari orang Batak sendiri, melainkan diciptakan atau dikonstruksi oleh para musafir Barat. Penemuan ini didukung oleh penelitian sejarahwan Universitas Negeri Medan (Unimed), Ichwan Azhari, yang baru saja meneliti arsip-arsip di Jerman.

Dalam penelitiannya, Ichwan menemukan bahwa dalam sumber-sumber tertulis maupun lisan, terutama dalam tulisan tangan asli orang Batak, tidak ada kata “Batak” yang digunakan untuk menyebut diri mereka sebagai etnik Batak. Kata “Batak” pertama kali diambil dari penduduk pesisir Sumatera untuk menyebut kelompok etnik yang tinggal di pegunungan dengan sebutan “bata”, yang memiliki konotasi negatif sebagai tanda kurang beradab dan tinggal di hutan.

Menurut Ichwan, penelitiannya yang dimulai sejak September lalu juga melibatkan pengecekan arsip-arsip di Belanda dan wawancara dengan pakar ahli Batak di sana. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam manuskrip Melayu klasik abad ke-17, kata “Batak” digunakan untuk menyebut penduduk rimba pedalaman Semenanjung Malaka, bukan orang Batak di Sumatera.

Mengungkap Fakta Tersembunyi di Balik Hari Kemerdekaan Indonesia

Di Filipina dan Malaysia, penduduk pesisir juga menggunakan kata “Batak” sebagai label negatif untuk penduduk pedalaman. Bahkan, peneliti terkenal asal Belanda, Van der Tuuk, pernah mengingatkan misionaris Jerman agar tidak menggunakan kata “Batak” karena konotasi negatifnya.

Misionaris Jerman awalnya ragu menggunakan kata “Batak” sebagai nama etnik karena tidak dikenal oleh orang Batak sendiri. Namun, akhirnya mereka menggunakan kata “bata lander” untuk merujuk pada tanah Batak, bukan pada kelompok etnik atau budaya tertentu.

Dalam peta-peta kuno yang ditemukan Ichwan, kata “bata lander” hanya digunakan sebagai judul peta, sedangkan nama-nama seperti Toba, Silindung, Rajah, Pac Pac, dan Karo lebih mendominasi. Bahkan, dalam beberapa peta, kata “Batak” digunakan sebagai pembatas kawasan Aceh dengan Minangkabau.

Kebingungan para misionaris Jerman dalam mengkonstruksi kata “Batak” sebagai nama suku terlihat dari peta mereka yang tidak menggunakan kata “bata lander” sebagai judul peta, bahkan membuang kata “Batak” dari laporan tahunan mereka.

Sejarah dan Keistimewaan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan

Dengan berhasilnya misionaris Jerman menggunakan nama “Batak” sebagai nama etnik, pemerintah Belanda kemudian mengadopsi konsep ini dalam ekspansi kolonialisme mereka. Nama “Batak” pun menjadi identitas untuk elit lokal di Tapanuli Selatan yang beragama Islam.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan