Internasional Mancanegara Nasional Sejarah Sosial
Beranda » Berita » Asal Usul Tahun Kabisat dan Sejarah Penerapannya

Asal Usul Tahun Kabisat dan Sejarah Penerapannya

Tahun kabisat juga dikenal sebagai tahun schrik atau tahun interkalasi, adalah tahun yang memiliki jumlah hari lebih dari tahun biasa. Praktik menambahkan hari tambahan ini bertujuan untuk menyesuaikan penanggalan dengan periode revolusi Bumi sepanjang orbitnya sekitar Matahari.

Permulaan Tahun Kabisat

Konsep dasar dari tahun kabisat berasal dari kalender Romawi kuno, yang didasarkan pada pengamatan awal tentang pergerakan Matahari dan bulan. Kalender Romawi awalnya menggunakan kalender lunar, yang memiliki 355 hari dalam setahun.

Namun, penyesuaian terhadap musim dan siklus pertanian menjadi penting, sehingga pada abad ke-8 SM, Raja Romawi Numa Pompilius memperkenalkan sistem penyesuaian dengan menambahkan bulan ekstra setiap beberapa tahun untuk menyeimbangkan penanggalan dengan tahun matahari.

P Diddy Dinyatakan Tidak Bersalah dalam Kasus Perdagangan Seks, Masih Terancam 20 Tahun Penjara

Sistem ini terus berkembang sepanjang sejarah, dengan peradaban lain di seluruh dunia mengadopsi variasi kalender yang mengakomodasi penyesuaian musiman. Salah satu inovasi terbesar datang dari Kalender Gregorian yang diperkenalkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582.

Kalender ini menggunakan sistem tahun kabisat yang lebih rumit dan tepat, di mana tahun kabisat diatur berdasarkan beberapa aturan matematika.

Pengaturan Tahun Kabisat oleh NASA

Bumi membutuhkan waktu sekitar 24 jam atau satu hari untuk berputar pada porosnya. Di mana, dalam proses pergerakan Bumi terhadap Matahari, tahun tidak memiliki hari yang pasti.

Inilah mengapa sebagian besar tahun dalam kalender Masehi dibulatkan menjadi 365 hari, meskipun hari-hari lainnya tidak hilang. Untuk menggantikan tanggal tersebut, setiap empat tahun NASA menambahkan satu hari ke kalender Gregorian.

Kontraktor Swasta Diberi Rp24 Juta untuk Hancurkan Rumah Warga Palestina di Gaza

Perhitungan NASA dilakukan dengan mengurangkan enam jam atau seperempat hari dari tahun 2017, 2018, dan 2019. Hal inilah yang menyebabkan tahun kabisat terjadi pada 2020.

Tahun kabisat dihitung berdasarkan rumus di atas, sehingga terjadi setiap empat tahun. Tahun kabisat akan otomatis muncul, dan jumlah hari dalam satu tahun kabisat adalah 366 hari.

Penamaan Tahun Kabisat

Asal usul istilah “tahun kabisat” sendiri berasal dari kata Latin “bis sextus” yang berarti “dua kali keenam”. Konsep ini merujuk pada penambahan bulan kedua dalam kalender Romawi kuno, yang dikenal sebagai bulan kabisat. Di bawah sistem kalender Gregorian, aturan untuk menentukan tahun kabisat adalah sebagai berikut:

  • Tahun yang habis dibagi dengan 4 adalah tahun kabisat.
  • Tahun yang habis dibagi dengan 100 bukanlah tahun kabisat.
  • Tahun yang habis dibagi dengan 400 adalah tahun kabisat.

Dengan aturan ini, sistem penanggalan dapat mengkompensasi perbedaan antara tahun kalender (365 hari) dan tahun tropis (sekitar 365,2422 hari) dengan akurasi yang lebih besar.

Selain dari aspek fungsionalnya dalam memperbaiki ketidakseimbangan antara penanggalan dan gerakan bumi, konsep tahun kabisat juga memiliki implikasi kultural dan religius. Misalnya, dalam banyak budaya, tahun kabisat sering kali menjadi momen perayaan atau penghormatan bagi periode waktu yang luar biasa.

Sumber: kompas.com

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *