Medan, HarianBatakpos.com – Dalam dunia hiburan Indonesia, Aura Cinta atau Ealita Aurelia Devi Artamia baru-baru ini mencuri perhatian publik. Video adu argumennya dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjadi viral dan membuatnya kembali diperbincangkan. Dalam penampilannya di program televisi NTV, Aura Cinta membahas isu pinjaman online (pinjol) dan mengungkapkan keinginan kuliahnya di Universitas Indonesia (UI).
Aura Cinta memulai kariernya di dunia hiburan sejak kelas 2 SMA, menghadiri berbagai casting dan mengambil peran kecil dalam sinetron. “Memang aku cita-citanya jadi artis,” ujarnya. Meski bercita-cita menjadi artis, ia memilih untuk melanjutkan pendidikan di jurusan filsafat. “Agak menjur dikit sih sebenarnya,” katanya, menunjukkan ketertarikan pada teori-teori filsafat yang kompleks, dilansir dari laman lambeturah.co.id.
Terkait perdebatan dengan Dedi Mulyadi, Aura Cinta menyebutnya sebagai “perdebatan bebas.” Ia menegaskan bahwa keterlibatannya dalam dunia pinjol hanyalah sebagai talent, bukan pengelola. “Saya talent, dibayar, ya udah melaksanakan sesuai prosedur,” jelasnya, menanggapi isu yang beredar.
Klarifikasi ini bertujuan untuk meluruskan kesalahpahaman publik mengenai perannya dalam praktik pinjol. Aura Cinta menegaskan bahwa ia tidak mendukung praktik-praktik tersebut dan berfungsi sebagai profesional dalam pekerjaannya.
Hadirnya Aura Cinta di layar kaca dan keinginannya untuk kuliah di UI menuai reaksi beragam dari netizen. Beberapa netizen mengkritik keputusan stasiun televisi yang lebih memilih sosok kontroversial ketimbang siswa berprestasi. “Kenapa gak undang siswa yang berprestasi aja? Lebih menginspirasi,” tulis salah satu komentar yang mencerminkan kekecewaan publik.
Di tengah komentar pedas tersebut, Aura Cinta tetap menjadi sorotan. Hingga berita diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak NTV atau Aura Cinta mengenai kritik yang beredar. Polemik ini memicu diskusi menarik tentang kriteria narasumber yang layak tampil di televisi dan peran media dalam memberikan panggung kepada berbagai kalangan.
Komentar