Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan ini diprediksi berpeluang melemah. Pada pembukaan perdagangan Senin, kurs rupiah terhadap dolar AS stabil di posisi Rp15.615, sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menyatakan bahwa rupiah kemungkinan sulit menguat secara signifikan dan berpotensi melemah. Sentimen pasar terhadap probabilitas penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) di bulan Maret mempengaruhi ekspektasi nilai tukar rupiah.
Rully berpendapat bahwa penurunan suku bunga AS pada Maret 2024 terlalu optimis, mengingat data ekonomi AS masih menunjukkan kondisi yang solid. Beberapa indikator ekonomi, seperti tingkat pengangguran, non-farm payroll, dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), menunjukkan performa yang baik.
Pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS pada Maret 2024 sekitar 48 persen, menurun dari 70 persen pada Desember 2023. Rully memproyeksikan bahwa rupiah pada perdagangan hari tersebut memiliki potensi bergerak di kisaran Rp15.595 hingga Rp15.640 per dolar AS. Sejumlah faktor, termasuk kebijakan moneter AS dan data ekonomi global, dapat memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah selama sesi perdagangan berlangsung.
Komentar