Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Maluku Utara (Malut) melalui Satuan Pelayanan Bacan telah memfasilitasi pengiriman komoditas perikanan berupa 17,3 ton tuna beku dan 66,8 ton stok ikan cakalang beku tujuan Jakarta.
Kepala Karantina Maluku Utara, Willy Indra Yunan, menyatakan bahwa Pulau Bacan, salah satu potensi perikanan terbesar di Indonesia Timur, akan mengirimkan komoditas berharga ini ke ibu kota.
“Pulau Bacan yang terkenal dengan kekayaan sumber daya lautnya akan mengirimkan 17,3 ton tuna beku dan 66,8 ton cakalang beku ke Jakarta,” kata Willy di Ternate, Jumat.
Komoditas perikanan tersebut akan melalui KM. Prakarsa Mas melalui Pelabuhan Babang Bacan setelah melalui pemeriksaan karantina yang dilakukan oleh pejabat karantina untuk memastikan kualitas dan keamanan komoditas tersebut.
Willy menegaskan pentingnya menjaga standar kualitas dan keamanan pangan dalam rantai distribusi perikanan, dan menjelaskan bahwa komoditas tersebut telah dinyatakan bebas dari Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK).
Diharapkan pasokan ikan tuna dan cakalang beku ini tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen di Jakarta, tetapi juga memberikan peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi nelayan lokal.
Pemprov Malut mendukung upaya pengelolaan ikan untuk dikirim ke Pulau Jawa dan luar negeri, dan sebelumnya, telah melepas kebutuhan ikan ke Thailand melalui Pelabuhan Perikanan Bastiong Ternate dengan mengekspor 25 ton tuna.
Data internasional menunjukkan bahwa benih tuna terbanyak ada di wilayah pulau Morotai, Halmahera Selatan, dan sebagian wilayah Sula, sementara nilai ekonomi perdagangan produk perikanan tuna Indonesia sangat besar dan menjadi peluang yang dapat terus dimanfaatkan.
Pj Gubernur Malut, Al Yasin Ali, menyatakan komitmennya untuk membangun komunikasi dengan pemerintah pusat dan investor untuk meningkatkan volume ekspor ikan tuna asal Malut demi keberlanjutan industri perikanan di daerah tersebut.
Komentar