Harianbatakpos.com: Gelombang barang impor dari Tiongkok telah mengalir deras ke Sumatera Utara (Sumut), mencapai puncaknya pada April 2024 dengan nilai mencengangkan senilai Rp 1,4 triliun. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat lonjakan signifikan sebesar 21,29% dari bulan sebelumnya, menandai dominasi barang-barang dari Tiongkok di pasar regional ini.
Menurut Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanuddin, total nilai impor dari Tiongkok mencapai US$ 88,5 juta, mengungguli kontribusi negara lain seperti Singapura dan Amerika Serikat. Singapura menyusul dengan nilai impor senilai Rp 1,1 triliun, sedangkan Amerika Serikat berada di peringkat ketiga dengan US$ 540,7 juta.
Komoditas yang paling banyak diimpor termasuk bahan bakar mineral dan gandum-ganduman. Meskipun terjadi penurunan dalam impor gandum sebesar 30,8% dari bulan sebelumnya, nilai impor bahan bakar mineral tetap tinggi mencapai Rp 1,48 triliun.
Dengan angka ini, Sumut mempertahankan posisinya sebagai salah satu titik impor terbesar di Indonesia, meski total impor turun dari bulan sebelumnya menjadi US$ 432,8 juta atau senilai Rp 7,05 triliun.
Penelusuran lebih lanjut terhadap dampak ekonomi dan sosial dari gelombang impor ini diharapkan menjadi perhatian serius bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan pelaku usaha di Sumut.
Komentar