HarianBatakpos.com – Bank di Indonesia makin banyak yang tumbang. Terbaru, bulan Juli Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin 2 bank perekonomian rakyat (BPR) dalam waktu yang berdekatan. Adapun berita ini menyoroti kondisi krisis yang melanda sektor perbankan di Indonesia, khususnya di kalangan BPR.
Data tersebut menambah total BPR yang dicabut, jumlahnya mencapai 14 sepanjang tahun ini. Ini merupakan angka yang mencolok, mengingat jumlah tersebut sudah di batas atas rata-rata bank jatuh setiap tahunnya menurut Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Ketua Dewan Komisioner (DK) LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, setiap tahun ada sebanyak 6 hingga 7 BPR jatuh. Utamanya, bank-bank yang jatuh itu disebabkan oleh mismanagement oleh pemiliknya. Hal ini menandakan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap lembaga keuangan untuk menjaga stabilitas perekonomian.
Sementara itu, LPS telah mendapat anggaran untuk menyelamatkan sebanyak 12 BPR tahun ini. Artinya, jumlah BPR yang jatuh sudah melebihi anggaran tersebut. Namun begitu, Purbaya memang menyebut jumlah BPR yang jatuh tahun ini bisa saja melebihi anggaran. Karena itu tergantung dengan keadaan, bisa saja lebih banyak yang akan jatuh. Belum lagi, ada program konsolidasi BPR dari OJK.
“Di anggaran kita 5 lagi, kita dianggarkan kan 12 [BPR] karena dari tahun ke tahun biasanya 7-8 per tahun. Ini ada program semacam konsolidasi, jadi kita dapat angka dari OJK sekitar 12 waktu itu, ya. Tapi mungkin juga akan bergeser bisa lebih bisa kurang. Kita tunggu perkembangan yang ada,” ujar Purbaya, dikutip Sabtu (3/8/2024).
Lantas, apa saja BPR yang bangkrut sepanjang tahun ini?
- BPR Wijaya Kusuma
- BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda)
- BPR Usaha Madani Karya Mulia
- BPR Pasar Bhakti Sidoarjo
- BPR Purworejo
- BPR EDC Cash
- BPR Aceh Utara
- PT BPR Sembilan Mutiara
- PT BPR Bali Artha Anugrah
- PT BPRS Saka Dana Mulia
- BPR Dananta
- BPR Bank Jepara Artha
- BPR Lubuk Raya Mandiri
- BPR Sumber Artha Waru Agung
Komentar