Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mencatat pertumbuhan signifikan dalam transaksi digital bank di Indonesia. Menurut laporan terbaru, transaksi digital bank pada Maret 2024 mengalami peningkatan sebesar 16,15% secara tahunan (yoy), mencapai total Rp 15.881,5 triliun.
Namun, dalam periode yang sama, terjadi penurunan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM dan debit sebesar 3,8% yoy, dengan total mencapai Rp 1.831 triliun.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa tren ini sejalan dengan peningkatan signifikan dalam penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Menurutnya, transaksi melalui QRIS mengalami lonjakan sebesar 175,44% yoy. Jumlah pengguna QRIS mencapai 48,12 juta orang, sementara jumlah pedagang yang menggunakan QRIS mencapai 31,6 juta, mayoritas di antaranya adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh UMKM,” ungkap Perry dalam hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada April 2024.
Sementara itu, transaksi menggunakan uang elektronik juga mengalami peningkatan yang signifikan, naik sebesar 41,7% yoy menjadi Rp 253,39 triliun pada Maret 2024.
Sebelumnya, BI telah menekankan pentingnya ekspansi QRIS ke tingkat internasional. Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, mengungkapkan rencana BI untuk menjalin kerja sama dalam penggunaan QRIS lintas batas dengan Jepang dan Uni Emirat Arab (UEA) dalam waktu dekat.
“Langkah selanjutnya mungkin adalah dengan Jepang. Kami berharap dapat segera melaksanakan uji coba karena mereka sudah berkomunikasi secara intens dengan kami,” tegas Filianingsih.
Saat ini, QRIS lintas negara sudah dapat digunakan di Thailand, Malaysia, dan yang terbaru adalah Singapura. Indonesia juga telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Korea Selatan untuk memperluas penggunaan QRIS secara internasional.
Komentar