Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menjalin perjanjian kemitraan dengan World Food Programme (WFP) untuk meningkatkan kerjasama dalam upaya pengentasan kemiskinan, penanganan gizi buruk, dan penurunan stunting di Indonesia. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari agenda pembangunan pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah terkait pangan.
“Apa yang kita ingin capai melalui kerja sama ini adalah mempercepat pengentasan kemiskinan, gizi buruk, dan stunting,” ujar Arief. Ia menekankan pentingnya kemitraan ini dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama dalam aspek kesehatan dan kesejahteraan generasi penerus.
Dalam konteks ini, perhatian khusus diberikan pada standar menu dan nutrisi dalam program kemitraan ini. Arief menyoroti bahwa pemenuhan gizi yang memadai adalah kunci untuk memastikan bonus demografi yang diharapkan tidak berubah menjadi masalah.
Rancangan kerja sama ini mencakup berbagai kegiatan, termasuk pengembangan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas), pembangunan Decision Support System untuk antisipasi krisis pangan, serta pengembangan early warning system ketahanan pangan dan gizi yang terintegrasi.
John Brooks, Country Director WFP Indonesia, mengapresiasi kemitraan ini dan menegaskan dukungan WFP kepada pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas dan keamanan pangan serta gizi. Selama pelaksanaan kerja sama sebelumnya, berbagai program telah dilaksanakan, termasuk pembangunan Sistem Informasi Ketahanan Pangan dan Gizi (SIKPG) serta perbaikan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA).
Komentar