Medan-BP: Maraden Saragi (60) warga Lingkungan V Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang dihadapkan dengan kenyataan pahitnya oleh pelayanan pihak rumah sakit swasta yang ada di Kota Medan. Betapa tidak, Maraden terpaksa membawa pulang istrinya Emmy Diana boru Harahap (58) kerumah disebabkan dirinya tak menerima istrinya dirawat inab untuk penyakit covid-19.
“Istri saya Emmy Diana tidak tertular virus corona, tapi kenapa tidak berkenan pihak Rumah Sakit menerima untuk rawat inab. Malah istri saya dianjurkan oleh pihak Rumah sakit agar mau dirawat dengan kasus penyakit covid. Seketika itu pihak rumah sakit menyodorkan surat bahwa istri saya adalah pasien covid-19 dan saya harus menandatangani surat itu agar istri saya bisa dirawat disana, kalau tidak mau tandatangan, maka tidak dilayani,” kata Maraden, Minggu (22/8/2021).
Dia tidak terima istrinya dinyatakan covid-19, sebab dia bukan penyakit itu melainkan menderita penyakit stroke. Akhirnya Maraden memutuskan membawa istrinya kerumahnya.
Maraden mengeluhkan, saat dirinya memutuskan hendak membawa pulang sang istri Emmy Diana meski dalam kondisi kritis, belum juga berproses mulus. Ada sedikit hambatan dari pihak rumah sakit yang terkesan mempersulit.
Ditambah lagi keterangan pihak rumah sakit yang membebankan penatnya pikiran, sebagaimana keterangan pihak rumah sakit yang ditirukan Maraden.
“Jika istri bapak dibawa pulang maka otomatis pasien atas nama Emmy Diana tidak lagi dapat dirawat di rumah sakit manapun di Medan. Karena pasien ini sudah di blokir,” kata Maraden meniru ucapan perawatan disana.
Panik seiring bingung, penyakit bukan covid -19 tapi rumah sakit menyodorkan surat yang berisikan atau mengarahkan pelayanan pasien dengan penanganan Covid 19.
“Surat dari rumah sakit mengcovidkan istri saya supaya bisa diterima rawat inab. Tentulah saya bingung dan menolak,” keluhnya.
Terhitung sudah empat hari mendampingi sang istri Emmy Diana di rumah dalam kondisi memprihatinkan tanpa ada asupan obat. Sebab untuk melanjutkan perawatan dari tenaga medis belum ada pihak yang merasa prihatin untuk membantu mereka.
“Dengan kondisi ini, kami sangat mengharapkan uluran tangan para tokoh masyarakat dan kaum intlektual di Medan Sumatera Utara kiranya dapat membantu keluhan kami. Sangat berharap ada kepedulian tenaga medis, dan dokter berkenan menjamah istri saya ibu dari anak -anak saya guna mendapat perawatan yang intensive, istri saya bukan mengidap penyakit covid-19,” ungkap Maraden. (BP/Reza)
Komentar