Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengembangkan berbagai potensi bursa karbon untuk mencapai target tambahan 50 pengguna jasa pada tahun 2024.
“Kami menargetkan paling tidak ada penambahan sekitar 50 lagi pengguna jasa dan kita belum membuka atau meng-unlock seluruh potensi kita,” ujar Jeffrey Hendrik dalam CNBC Market Outlook 2024 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, bursa karbon baru hanya mengeksplorasi sektor energi. Oleh karena itu, untuk mencapai target penambahan pengguna baru, tahun ini pihaknya berencana untuk mengembangkan potensi-potensi di sektor lainnya, seperti kehutanan, industri, dan limbah.
“Potensi itu semua harus kita garap sebaik-baiknya untuk memberikan keuntungan yang optimal bagi investor kita,” tambahnya.
Jeffrey juga menyatakan bahwa transaksi dalam bursa karbon Indonesia baru dibuka hanya untuk perusahaan lokal dan belum untuk perusahaan asing. Selain itu, bursa karbon Indonesia juga belum melibatkan pelaku retail maupun anggota bursa sebagai broker.
Saat diluncurkan pada September 2023, BEI mencatat ada 15 pengguna jasa, yang meningkat menjadi 46 pengguna jasa pada akhir 2023.
Meskipun belum semua potensi dimaksimalkan, menurut Jeffrey, bursa karbon Indonesia memiliki kinerja yang cukup baik dibandingkan dengan bursa karbon Malaysia dan Jepang yang diluncurkan dalam periode yang hampir bersamaan.
“Volume perdagangan di bursa karbon kita tiga kali lipat dari apa yang dicapai oleh bursa Malaysia. Demikian juga dengan bursa di Tokyo, kita jauh lebih besar,” ungkapnya.
Komentar