Tarutung, harianbatakpos.com – Informasi dari Dinas Kominfo Taput, sebagaimana ‘update’ terakhir, Jumat (28/11/2025), pukul 19.00 WIB, bahwa korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, hingga saat ini menjadi 15 orang. Kemudian, 33 orang disebut masih dinyatakan hilang dan dua dalam perawatan medis.
Korban meninggal dan hilang tersebut kecamatan yakni Kecamatan Adiankoting dan Kecamatan Parmonangan. Hingga saat ini, petugas gabungan yang berada di lapangan masih melakukan pencarian terhadap puluhan orang dinyatakan hilang tersebut.
Sebelumnya, Kamis (27/11/2025), Bupati Dr Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat bersama Dandim 0210/TU Letkol Kav Ronal Tampubolon MHan, Kapolres Taput AKBP Ernis Sitinjak, serta perwakilan BNPB dan Pemprov Sumut, menyampaikan informasi terkait perkembangan penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Tapanuli Utara selama tiga hari terakhir, bertempat di halaman Kantor Bupati Taput, Tarutung.
Bupati menyampaikan bahwa bencana kurang lebih tiga hari ini berdampak luas pada sedikitnya enam kecamatan dengan dua jenis bencana utama, yakni banjir dan longsor.
Enam Wilayah
Enam wilayah terdampak banjir meliputi Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua, Siatas Barita, Tarutung, dan Parmonangan, serta sebagian wilayah lain. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Purbatua dan Pahae Jae.
Bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan rmakanan telah disalurkan, termasuk kepada masyarakat yang sempat terisolasi. Sementara itu, tanah longsor terparah terjadi di Kecamatan Parmonangan dan Adian Koting, dengan dampak yang sangat menghambat akses.
Hingga siang, akses jalan utama Tarutung – Tapanuli Tengah – Sibolga masih terputus total akibat 30 – 40 titik longsor. Tim gabungan sedang bekerja membuka jalur prioritas untuk menghubungkan konektivitas Tarutung menuju Tapanuli Tengah.
Kondisi terakhir menunjukkan, akses kendaraan baru dapat mencapai wilayah Lobu Pining, dengan harapan perbaikan dapat menembus Adian Koting dalam dua hari ke depan.
Jaringan Putus
Situasi di lapangan juga diperparah oleh putusnya jaringan listrik dan telekomunikasi di wilayah Adiankoting hingga Sibolga. Pemerintah telah mengerahkan perangkat komunikasi ‘Starlink’ pada beberapa titik untuk mendukung koordinasi. Banyak warga yang terjebak di perjalanan dari Medan menuju Sibolga terpaksa meninggalkan kendaraan dan berjalan menuju Tarutung karena akses tertutup total.
TNI, melalui Kodam I/BB, telah mengerahkan alat berat berupa 1 unit ekskavator serta 1 unit truk untuk membantu pembukaan akses Tarutung – Sibolga, sebagai jalur utama masuknya bantuan logistik. Tambahan pasukan sebanyak 200 personel telah digerakkan dari Mabes AD untuk membantu wilayah-wilayah lain yang terdampak. Koramil dan Polsek di seluruh titik terdampak turut melakukan evakuasi korban, termasuk pengangkatan jenazah di Adian Koting, meski komunikasi hanya stabil sekitar 15 menit setiap kali tersambung.
Pihak Polda Sumut juga bergerak cepat. Kapolda Sumut dijadwalkan tiba di Bandara Silangit menggunakan helikopter untuk memimpin langsung koordinasi penanganan bencana. Posko utama penanganan bencana ditempatkan di Kabupaten Tapanuli Utara dengan dukungan penuh BNPB yang telah mengirimkan tim pusat untuk memperkuat operasi lapangan.
Pemerintah menegaskan bahwa status bencana saat ini adalah ‘Tanggap Darurat’ selama tujuh hari dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
Utamakan Selamat
Pemkab Taput mengimbau masyarakat untuk mengutamakan keselamatan, tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Serta menggunakan ‘call center’ resmi Pemkab Taput pada Nomor 081161645500, untuk melaporkan atau mencari informasi keluarga yang terdampak.
Upaya jalur udara melalui heli dan pesawat Hercules sedang disiapkan untuk mempercepat distribusi bantuan dan evakuasi. Pemerintah menegaskan komitmen untuk bekerja maksimal bersama seluruh unsur TNI–Polri, relawan, dan instansi terkait demi menyelamatkan warga dan memulihkan akses secepat mungkin. (RED)


Komentar