Headline Mancanegara Peristiwa Sejarah Sosial
Beranda » Berita » Berbagai Legenda di Tahun Baru Imlek dan Makna Dibaliknya

Berbagai Legenda di Tahun Baru Imlek dan Makna Dibaliknya

Perayaan Tahun Baru Imlek, yang juga dikenal sebagai Festival Musim Semi, adalah salah satu perayaan paling penting dalam budaya Tionghoa. Perayaan ini dirayakanoleh jutaan orang di seluruh dunia. Di balik gemerlap kembang api dan ramainya parade, terdapat serangkaian legenda yang memperkaya makna perayaan tersebut.

 

Awal Mula Perayaan Imlek

 

Digifest 2025 Hari Kedua, Bank Indonesia dan PPATK-OJK Lawan Judol

Perayaan tahun baru imlek dilakukan oleh para petani di China untuk menyambut pergantian musim, dari musim dingin ke musim semi. Sebagaimana diketahui, petani dan nelayan sangat bergantung pada alam. Petani selalu menandai kapan musim dingin akan berganti ke musim semi supaya mereka bisa mulai bercocok tanam.

 

Sedangkan, para nelayan akan menandai lewat bulan purnama saat air pasang agar bisa memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk mulai melaut. Pergantian musim ini kemudian menjadi salah satu hari penting yang patut dirayakan oleh masyarakat Tionghoa saat itu, karena dipercaya dapat memberikan rezeki.

 

Cafe Dukuh Indah Digerebek Polda Sumut, Ini Hasilnya

Selain itu, setiap musim semi datang, rakyat Tionghoa juga memiliki kebiasaan mengucapkan Sin Cin Kiong Hi, yang berarti Selamat Musim Semi Baru.

 

Legenda dalam Perayaan Imlek

 

1.     Kelahiran Giok Hong Sian Tee

 

Imlek dirayakan untuk memeringati lahirnya Maha Dewa Giok Hong Sian Tee, yang dipercaya orang Tionghoa paling berkuasa di seluruh alam semesta. Pada zaman dulu, ada sebuah negara bernama Kuang Yuang Miao Lo, dimana rakyatnya hidup bahagia, karena apa saja yang mereka inginkan pasti akan terkabul. Sayangnya, raja dan ratu tidak mengalami hal yang sama.

 

Pasalnya, Raja Tsing Teh dan permaisuri nya, Pao Yueh Goat Kuang, justru dilanda kesedihan karean belum juga mendapat keturunan. Mereka pun sangat khawatir karena tidak memiliki penerus untuk melanjutkan kerajaan mereka.

 

Waktu demi waktu, raja dan permaisuri terus berdoa kepada Thian (Tuhan), memohon agar segera diberikan seorang putera untuk menjadi ahli waris mereka. Sayangnya, sampai bertahun-tahun kemudian, harapan mereka belum juga terkabul.

 

Sampai akhirnya, pada suatu malam, permaisuri bermimpi sedang menggendong anak kecil. Ia pun memohon agar anak itu bisa diserahkan padanya. Tidak butuh waktu lama, harapan permaisuri terpenuhi.

 

Ia hamil dan melahirkan seorang putera, yang tumbuh menjadi sosok raja yang sangat bijaksana, sehingga disebut sebagai Giok Hong Siang Tee atau yang berarti Yang Tertinggi dari Segala yang Paling Tinggi.

 

Pada masa itu, anak laki-laki sangatlah didambakan, karena dianggap bisa melanjutkan takhta kerajaan.  Oleh sebab itu, hari kelahiran Giok Hong Siang Tee dirayakan pada perayaan Imlek melalui sembahyang.

 

2.     Legenda Nian

 

Salah satu legenda paling terkenal yang ada di perayaan Imlek adalah legenda Nian. Konon, Nian adalah monster buas yang muncul setiap tahun pada malam Tahun Baru untuk memangsa manusia dan ternak.

 

Penduduk setempat menemukan bahwa Nian takut pada warna merah, suara keras, dan api. Oleh karena itu, tradisi memakai warna merah, meledakkan petasan, dan membakar kertas untuk mengusir Nian dari desa menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek.

 

3.     Legenda Tahun Binatang

 

Salah satu legenda yang mendasari perayaan Imlek adalah legenda Tahun Binatang. Konon, Buddha mengundang semua hewan ke dalam sebuah pertemuan. Namun, hanya dua belas hewan yang merespons undangan tersebut.

Sebagai penghargaan,Buddha memberikan setiap hewan tahun yang dinamai sesuai urutan kedatangannya. Karena itu, setiap tahun dalam siklus dua belas tahun diwakili oleh seekor binatang dalam urutan tersebut.

 

Perayaan Tahun Baru Imlek tidak hanya tentang menyambut tahun yang baru, tetapi juga tentang memperingati warisan budaya dan memahami legenda-legenda yang mendasarinya. Dalam setiap tradisi dan cerita, terdapat pelajaran moral yang berharga dan penghormatan kepada nenek moyang.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *