Jakarta, HarianBatakpos.com – Kinerja neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I 2025 tetap menunjukkan stabilitas di tengah perlambatan ekonomi global. Bank Indonesia menegaskan bahwa neraca pembayaran Indonesia masih terjaga, dengan defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dan transaksi modal serta finansial yang mencatat defisit terkendali meski ada ketidakpastian pasar keuangan global.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menyatakan bahwa defisit neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 0,8 miliar dolar AS. Cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 tetap tinggi, yakni 157,1 miliar dolar AS. Jumlah ini setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional.
“Transaksi berjalan mencatat defisit yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I 2025, defisitnya hanya 0,2 miliar dolar AS atau 0,1 persen dari PDB, turun dari 1,1 miliar dolar AS atau 0,3 persen dari PDB pada triwulan IV 2024,” ujar Ramdan. Hal ini menunjukkan kinerja neraca pembayaran Indonesia yang cukup stabil meski global sedang lesu.
Surplus neraca perdagangan barang meningkat, terutama karena kenaikan neraca perdagangan nonmigas. Ekspor nonmigas memang menurun akibat perlambatan global dan penurunan harga komoditas, namun impor nonmigas turun lebih dalam, khususnya bahan baku dan penolong.
Meski demikian, defisit neraca jasa meningkat karena turunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Defisit neraca pendapatan primer juga membesar, dipengaruhi kenaikan pembayaran imbal hasil investasi portofolio. Namun demikian, Bank Indonesia terus menjaga agar neraca pembayaran Indonesia tetap terkelola secara sehat.
Dari sisi transaksi modal dan finansial, kinerja tetap terkendali di tengah ketidakpastian global. Investasi langsung masih membukukan surplus sebagai cerminan optimisme investor terhadap perekonomian dan iklim investasi Indonesia. Investasi portofolio juga mengalami peningkatan, khususnya dari aliran modal asing pada surat utang domestik.
Sementara itu, investasi lainnya mencatat defisit karena penurunan penarikan pinjaman oleh pemerintah dan swasta serta peningkatan investasi pada instrumen finansial luar negeri. Total transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2025 mencatat defisit sebesar 0,3 miliar dolar AS.
Ramdan menyatakan bahwa ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika global dan memperkuat bauran kebijakan bersama pemerintah serta otoritas lainnya demi menjaga neraca pembayaran Indonesia. NPI tahun 2025 diperkirakan tetap sehat berkat dukungan surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut dan defisit transaksi berjalan yang terkendali di kisaran 0,5–1,3 persen dari PDB.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar