Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2024, yang diperkirakan akan berada dalam kisaran 4,7-5,5 persen. Proyeksi ini dipicu oleh permintaan domestik yang kuat, terutama di sektor konsumsi rumah tangga dan investasi.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan hasil rapat Dewan Gubernur BI bulan Maret 2024 di Jakarta, Rabu, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid, didorong oleh permintaan domestik yang baik dari konsumsi rumah tangga dan investasi.
Perry menjelaskan bahwa investasi di sektor bangunan melebihi perkiraan, didukung oleh kelanjutan Proyek Strategis Nasional (PSN) di berbagai daerah serta pertumbuhan properti swasta sebagai hasil positif dari insentif pemerintah.
Selain itu, konsumsi rumah tangga dan investasi non-bangunan juga tetap terjaga, meskipun perlu terus didorong untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Indikator-indikator seperti Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks Penjualan Riil, dan PMI Manufaktur menunjukkan bahwa permintaan domestik tetap baik dan berada dalam zona optimis.
Namun, ekspor barang diperkirakan masih belum kuat karena penurunan permintaan dari negara mitra dagang utama, terutama untuk komoditas seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), besi baja, dan batu bara. Sementara itu, ekspor jasa, khususnya pariwisata, menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
BI berencana untuk terus memperkuat sinergi antara stimulus fiskal pemerintah dan stimulus makroprudensial BI guna mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama dari sisi permintaan domestik. Langkah ini diambil untuk memperkuat ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang masih ada.
Komentar