Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa BI terus memperkuat stimulus kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan. Perry menyampaikan hal ini dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta.
Perry menjelaskan bahwa penguatan kebijakan makroprudensial dilakukan melalui empat strategi. Pertama, meningkatkan efektivitas implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) untuk mendorong kredit perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Implementasi KLM, sejak diberlakukan pada 1 Oktober 2023, telah memberikan tambahan likuiditas ke sektor keuangan sebesar Rp165 triliun per posisi Desember 2023.
Strategi kedua, BI menurunkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 100 basis poin dari 6 persen menjadi 5 persen untuk Bank Umum Konvensional (BUK) dan 100 basis poin dari 4,5 persen menjadi 3,5 persen untuk Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah (BUS/UUS). Penurunan tersebut, efektif sejak 1 Desember 2023, bertujuan memberikan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan dalam penyaluran kredit.
Strategi ketiga, BI melanjutkan pelonggaran rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit Properti menjadi paling tinggi 100 persen untuk semua jenis properti. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti. Selain itu, BI juga melanjutkan pelonggaran ketentuan Uang Muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor menjadi paling sedikit 0 persen untuk semua jenis kendaraan bermotor baru, dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.
Strategi keempat, BI mempertahankan rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0 persen dan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94 persen. Tindakan ini diambil untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Dengan langkah-langkah ini, BI berharap dapat memberikan dorongan positif terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kredit perbankan di sektor-sektor yang dianggap strategis.
Komentar