Berita
Beranda » Berita » Bisnis Ilegal Terusik Diberitakan, Stop Kekerasan Terhadap Pers

Bisnis Ilegal Terusik Diberitakan, Stop Kekerasan Terhadap Pers

Sutrisno Pangaribuan.(istimewa)

Medan-BP: Pelaku penyiraman air keras terhadap wartawan di Kota Medan telah ditangkap oleh petugas kepolisian. Atas adanya itu, banyak yang memberikan apresiasi.

“Kita berterima kasih dan memberi apresiasi kepada personil Satuan Reskrim Polrestabes Medan dan personil Polsek Medan Tuntungan yang telah berhasil menangkap komplotan pelaku penyiraman cairan kimia, air keras terhadap Persada Sembiring, wartawan jelajahperkara.com,” kata Sutrisno Pangaribuan kepada awak media, Selasa (3/8/2021).

Menurut Sutrisno, Ketua Gerakan Perjuangan Pers Sehat bahwa keberhasilan tersebut akan semakin meningkatkan kepercayaan sekaligus harapan masyarakat terhadap polisi dengan tagline, PRESISI.

Polresta Deli Serdang dan Tim Gabungan Amankan Eksekusi Lahan Bendungan Lau Simeme dengan Kondusif

“Polisi menunjukkan profesionalitas menangani kasus kekerasan terhadap wartawan. Meskipun polisi sedang mendapat tugas tambahan, yaitu mengamankan PPKM Darurat/ Level 4, dan juga pengamanan terhadap distribusi vaksin, juga program vaksinasi di berbagai tempat,” tuturnya.

Dalam temu pers yang dilaksanakan oleh Dirkrimum Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja dan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, bersama Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko, Senin (2/8/2021) disebutkan bahwa komplotan 5 orang tersangka menyusun rencana hingga eksekusi penyiraman air keras ke bagian wajah korban akibat sakit hati. Korban membuat berita yang mengusik dan mengganggu bisnis ilegal pelaku, yaitu judi.

“Dari rangkaian peristiwa tindak kekerasan yang dialami wartawan, ditemukan fakta bahwa pelaku bisnis ilegal terusik dan terganggu akibat pemberitaan. Maraknya bisnis ilegal, seperti judi, narkoba, miras, prostitusi, illegal logging, minyak, gas, dan pupuk oplosan, di berbagai tempat, memaksa wartawan harus bertarung untuk mendapatkan berita. Keselamatan diri menjadi taruhan di saat mencari, menggali hingga memberitakan kegiatan bisnis ilegal,” ungkapnya.

Pebisnis ilegal menjadikan wartawan sebagai sasaran kekerasan karena aktivitas jurnalistik dianggap mengganggu bisnis mereka. Pebisnis ilegal menganggap wartawan tidak bisa diatur, sehingga berujung pada aksi kekerasan.

Pejabat di Rumah Sakit Umum Tanjung Balai Ditetapkan Tersangka Dugaan Penggelapan Mobil Tak Ditahan Polda Sumut

“Masih hangat dalam ingatan kita bagaimana Almarhum Mara Salem Harahap berakhir secara tragis. Mengapa bisnis ilegal masih marak? Karena masih banyak oknum pemangku kepentingan yang bisa diatur. Oleh karena itu, tugas utama kita bersama bukan hanya mengungkap dan menangkap para pelaku kekerasan terhadap wartawan. Kita semua harus bergotong royong memberantas semua bisnis ilegal. Karena selama masih ada bisnis ilegal, maka selama itu pula kita akan disuguhi berita kekerasan terhadap wartawan,” tegasnya.

Seluruh bisnis ilegal dipastikan sebagai tindakan melawan hukum, maka Polisi menjadi garda terdepan dalam pemberantasannya.

“Oleh sebab itu, kita meminta Polisi serius dan bekerja keras untuk memberantas seluruh bisnis ilegal di Provinsi Sumatera Utara. Gotong royong Polisi bersama seluruh pemangku kepentingan akan mengoptimalkan upaya pemberantasan bisnis ilegal. Ketika bisnis ilegal berhasil diberantas, maka kekerasan terhadap wartawan pun akan berhenti,” urainya.

“Di sisi lain, kita terus mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas wartawan melalui berbagai pelatihan peningakatan kapasitas yang berkesinambungan. Kita juga meminta pengalokasian anggaran yang bersumber dari APBN dan APBD dalam bentuk belanja iklan di media pers, sehingga pers kita semakin berdaya dan sehat,” sambungnya.

Dengan terpenuhinya hak- hak pekerja pers dan wartawan, akan menciptakan iklim yang sehat bagi kehidupan pers.

“Kita semua bertanggung jawab mewujudkan pers yang sehat dan kuat, sehingga demokrasi kita semakin berkualitas. Mari kita bergandengan tangan, bergotong royong untuk mewujudkan pers yang sehat, kuat dan berkualitas. Bebas dari kekerasan, intimidasi, dan persekusi,” terangnya. (BP/Reza)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *