Ekbis
Beranda » Berita » Bitcoin Naik ke Level US$ 67.000, Apa Penyebabnya?

Bitcoin Naik ke Level US$ 67.000, Apa Penyebabnya?

Bitcoin Naik ke Level US$ 67.000, Apa Penyebabnya?
Bitcoin Naik ke Level US$ 67.000, Apa Penyebabnya?

HarianBatakpos.com – Harga Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan signifikan mencapai US$ 67.000 pada akhir pekan ini. Kenaikan ini terjadi di tengah berkurangnya tekanan dari suku bunga yang mendorong optimisme di kalangan investor kripto.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa sebelumnya Bitcoin melonjak hampir 8% ke level US$66.000, menciptakan reli di pasar kripto. Peningkatan ini dipicu oleh data inflasi Amerika Serikat (AS) terbaru yang menenangkan kekhawatiran investor tentang potensi langkah The Fed dalam kebijakan suku bunganya.

Menurut Fyqieh, data Consumer Price Index (CPI) AS yang menunjukkan inflasi mereda pada April 2024, menjadi faktor utama pendorong reli kripto. CPI AS naik 0,3% di bulan April, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 0,4%. CPI Inti tahunan juga naik 3,6%, sejalan dengan perkiraan Wall Street dan lebih rendah dari 3,8% pada bulan sebelumnya.

Pasar Energi Stabil, Wall Street Naik Meski Ketegangan Iran-AS Meningkat

“Data inflasi yang menurun ini, meskipun masih berada di atas kisaran target The Fed sebesar 2%, tetap memperkuat kepercayaan investor,” ungkap Fyqieh kepada Kontan.co.id, Sabtu (18/5).

Selain itu, Fyqieh menambahkan, aliran masuk ETF Bitcoin turut mendukung optimisme pasar. Data terbaru dari Farside Investors menunjukkan bahwa ETF Bitcoin Spot AS mencatat arus masuk sebesar US$303 juta pada hari Rabu (15/5). GBTC Grayscale juga mencatat arus masuk sebesar US$27 juta, pertama kalinya sejak mencatat arus masuk sebesar US$3,9 juta pada tanggal 6 Mei.

ETF Bitcoin AS telah mencatat arus masuk sekitar US$470 juta dalam tiga hari pertama di pekan ini, mencerminkan kembalinya momentum instrumen investasi ini. Peluncuran dan penerimaan ETF Bitcoin di pasar memberikan akses yang lebih mudah bagi investor institusional, sehingga meningkatkan harga Bitcoin.

Fyqieh juga mencatat bahwa potensi bullish Bitcoin dapat terus berlanjut hingga mencapai harga US$67.689 berdasarkan indikator Fibonacci retracement saat ini. Namun, untuk mencapai target berikutnya, Bitcoin harus mampu mempertahankan harga di US$66.000 sebagai area support-nya.

Ekonomi Desa Diperkuat, Prabowo Tunjuk Zulkifli Hasan Pimpin Satgas Koperasi

Meskipun ada hambatan, seperti komentar pejabat The Fed yang masih hawkish, potensi Bitcoin mencapai New All-Time High (ATH) tetap ada. Diprediksi Bitcoin dapat mencapai harga US$80.000 dalam jangka pendek.

Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin, juga menekankan bahwa perkembangan data CPI AS mempengaruhi sentimen pasar kripto. Net Inflow Bitcoin ETF Spot yang positif sejak data inflasi AS keluar menarik perhatian investor. Namun, Fahmi mengingatkan bahwa angka inflasi masih jauh dari target The Fed di level 2%, yang mungkin menahan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Menurut Fahmi, meski koreksi signifikan bisa terjadi, tidak menutup kemungkinan harga Bitcoin kembali mencapai level tertinggi baru di pengujung tahun ini, mengingat tren bullish yang besar di pasar kripto saat ini.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *