Medan, HarianBatakpos.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menyatakan komitmen tegas dalam memerangi judi online di Indonesia. Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menegaskan bahwa bank pelat merah ini tidak pernah memfasilitasi transaksi judi online di semua kanal dan aktif dalam memberantas judi online dengan melakukan pemblokiran rekening yang terindikasi terkait dengan judi online.
BRI bahkan masuk dalam daftar penyelenggara sistem elektronik (PSE) yang terdiri dari 21 penyelenggara jasa pembayaran yang diduga terkait dengan judi online. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebelumnya telah memberikan surat peringatan dan berencana menjatuhkan sanksi take down terhadap seluruh entitas yang masuk dalam daftar tersebut.
Untuk memperkuat upaya pemberantasan judi online, BRI telah menutup layanan internet banking versi website sejak 28 Februari 2023 dan melaporkannya kepada otoritas terkait. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen BRI dalam mendukung upaya pemerintah memerangi judi online di Indonesia.
Menurut Hendy, pihaknya berkomitmen untuk melaporkan setiap rekening yang terdeteksi melakukan transaksi judi online kepada otoritas yang berwenang dan segera melakukan pemblokiran sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
“Dalam rangka mendukung pemerintah dalam memerangi judi online di Indonesia, BRI telah proaktif melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kepatuhan terhadap sistem pembayaran,” ujar Hendy dalam keterangan resminya, Selasa (13/8/2024).
BRI terus memperkuat sistem internal sebagai strategi aktif dalam memerangi judi online, diantaranya dengan menerapkan pendekatan berbasis risiko (risk based approach) yang tercantum dalam kebijakan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT). Langkah ini bertujuan untuk melindungi BRI dari risiko tindak pidana pencucian uang dan terorisme, termasuk yang berkaitan dengan judi online.
Selain itu, BRI juga menerapkan sistem pemantauan transaksi mencurigakan termasuk yang terkait dengan judi online. Sebagai bagian dari manajemen risiko kepatuhan, BRI melakukan enhanced due diligence (EDD) yang merupakan proses pendalaman dari customer due diligence (CDD), atau dikenal dengan istilah know your customer (KYC).
“BRI juga secara proaktif melakukan web crawling ke berbagai situs judi online untuk melakukan pendataan. Apabila ditemukan indikasi bahwa rekening BRI digunakan sebagai penampung top up atau deposit untuk bermain judi online, website tersebut akan disimpan sebagai dasar pemblokiran rekening,” jelas Hendy.
Upaya pemberantasan judi online ini telah dilakukan BRI sejak Juli 2023 dan masih terus berlangsung. Pada periode Juli 2023 hingga Juni 2024, BRI telah menemukan 1.049 rekening yang teridentifikasi terkait dengan judi online dan telah melakukan pemblokiran.
Selain tindakan pemblokiran, BRI juga aktif melakukan edukasi dan literasi kepada nasabah serta masyarakat agar tidak menyalahgunakan rekening bank untuk kegiatan yang melanggar hukum, serta menjelaskan konsekuensinya bagi nasabah yang melanggar.
“BRI berkomitmen untuk terus berkoordinasi, berkolaborasi, dan saling mendukung dengan industri, regulator, serta para pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan preventif maupun kuratif guna memberantas judi online yang menggunakan sarana perbankan,” tegas Hendy.
BRI menyadari bahwa penanganan judi online membutuhkan kolaborasi dari semua pihak, baik kementerian/lembaga, regulator, industri, aparat penegak hukum, hingga seluruh elemen masyarakat secara terintegrasi dan konsisten.
Komentar