HarianBatakpos.com – Perusahaan BUMN farmasi saat ini menjadi sorotan publik karena memiliki kinerja yang kurang sehat. Hal itu tercermin dari laporan keuangan perusahaan yang membukukan kerugian besar padahal merupakan perusahaan terbuka. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya evaluasi dan restrukturisasi dalam tubuh BUMN farmasi.
Sejumlah perusahaan BUMN farmasi tersebut di antaranya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang mencatatkan kerugian sebesar Rp 1,8 triliun pada tahun 2023. Kerugian tersebut membengkak lebih dari 10 kali lipat atau 1.345,3% dibandingkan kerugian di 2022 sebesar Rp 126 miliar. Selain itu, PT Indofarma Tbk (INAF) juga mengalami kerugian yang signifikan, mencatatkan pembengkakan kerugian Rp 605 miliar pada 2023, naik dari tahun 2022 di Rp 428 miliar. Ini menunjukkan bahwa sektor BUMN farmasi membutuhkan penanganan serius dan perbaikan segera.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya, selaku pimpinan Holding BUMN farmasi, mengatakan bahwa dalam rangka percepatan perbaikan keuangan dan operasional, Kementerian BUMN selaku pemegang saham telah membentuk tim Taskforce. “Dipimpin oleh Menteri BUMN dan Wakil Menteri BUMN,” kata Shadiq dalam rapat kerja di Komisi VI DPR RI Jakarta, Rabu (19/6). Taskforce tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu, untuk upaya restrukturisasi keuangan dan reorientasi bisnis dalam rangka pembenahan dan penataan berbagai lini bisnis BUMN farmasi.
Pembentukan Taskforce tersebut sebenarnya telah dilakukan sejak Oktober 2023 dan saat ini masih berlanjut. Adapun upaya perbaikan tersebut dilakukan terhadap beberapa hal, utamanya dari sisi struktur keuangan. Pada Taskforce pertama, dilakukan restrukturisasi dan penataan kembali struktur kredit jangka pendek dan panjang. Kemudian, dilakukan reconditioning atau penataan kondisi kredit dari sisi suku bunga, serta rescheduling atau penjadwalan kembali utang jatuh tempo angsuran.
Sementara bagian Taskforce kedua, dilakukan penataan dan pengembangan produk, penataan fasilitas produk, integrasi supply chain, serta penyertaan modal negara (PMN). Semua langkah ini diharapkan dapat mengembalikan kinerja perusahaan BUMN farmasi ke jalur yang lebih sehat dan produktif.
Komentar