“Kepada adik-adik ku seluruh peserta pelatihan, kalian sudah menyaksikan kepiawaian pak Wignyo Rahadi dalam membimbing kalian selama 14 hari ini, tanamkan di dalam benak kalian karena kualitas kalian sekarang jauh di atas perancang lokal. Yakinkan di dalam tekad kalian bahwa kalian adalah Desainer Nasional bila kalian terus mengasah kemampuan, melahirkan ide dan karya baru ketika rajin bertanya, mengevaluasi karya-karya kalian kepada Mentor-mentor asuhan pak Wignyo,” ujar Dolly memotivasi.
Dolly berharap agar tetap kompak melahirkan ide yang cerdas dalam memajukan Kain Tenun khas Tapsel. Peserta tersebut bisa membentuk komunitas yang memajukan Industri Garmen berbahan dasar Kain Tenun khas Tapsel, pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BI Cabang Sibolga Aswin Kosotali mengatakan, kegiatan tersebut diadakan sebagai bentuk komitmen pihaknya dalam pengembangan UMKM di Tapsel. Pengembangan UMKM itu juga dalam rangka mendukung tugas pokok BI guna menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
“Karena untuk mencapai hal itu, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan didukung dengan kestabilan Makro Ekonomi maupun sistem keuangan. Dalam rangka pengembangan UMKM, BI menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota guna meningkatkan pertumbuhan Ekonomi di Daerah,” ujarnya.
Dikatakannya bahwa pihaknya mengaku punya Tiga Strategi dalam pengembangan UMKM. Pertama adalah dengan cara aktif melakukan pembinaan ke UMKM. Kedua, peningkatan kapasitas dari UMKM, SDM dan lainnya yang terhubung dengan Teknologi Digital. Ketiga, program harus terhubungan dengan Akses Kebudayaan sehingga bisa lebih mudah dihubungkan dengan Akses-akses Pembiayaan.
“Dan harapan kita UMKM kita bisa naik kelas. Kita juga berharap, UMKM kita tidak hanya menasional atau “Go National”, tapi harus bisa Ekspor dan dikenal Dunia Internasional atau “Go International,” harapnya.
Sementara Ketua Dekranasda Tapsel Ny Rosalina Dolly Pasaribuberharap kiranya seusai pelaksanaan pelatihan itu kualitas maupun pemasaran Kain Tenun Tapsel bisa meningkat. Dengan adanya Desainer dan Penjahit Lokal yang kualitas SDM-nya mumpuni, diharap Even-even Fashion Show ke depan hasilnya semakin berkualitas, ucapnya.
Ketua Dekranasda Tapsel juga menjelaskan bahwa dari situ, masyarakat akan kembali melirik bahwa Kain Tenun Tapsel bisa digunakan selain acara formal dan resmi, juga acara non formal maupun keluarga. Ditambah Desainnya memprediksi sesuai tren masa kini, diyakini permintaan akan Kain Tenun Tapsel akan bertambah. Lebih jauh dari itu, jika selama ini Kain Tenun Tapsel menjadi oleh-oleh, ke depan jika masyarakat bertanya apa oleh-oleh khas Tapsel maka masyarakat akan menjawab Fesyen khas Tapsel lah yang jadi primadona.
“Dan tentunya, Dekranasda Tapsel akan terus mendampingi dan memfasilitasi untuk Industri Kriya dan Fesyen di Tapsel. Sehingga, Dekranasda Tapsel bisa menjadi wadah Pembinaan, Pendampingan, Fasilitasi, Promosi dan Pemasaran Produk-produk khususnya Tenun Tapsel,” kata Ny Rosalina yang juga Ketua TP PKK Tapsel itu.
Sedangkan dalam kesempatan itu, Desainer Internasional yang juga Tim Ahli Dekranasda Pusat, Wignyo Rahadi menyatakan rasa syukurnya atas sinergitas yang baik antara BI dengan Dekranasda Tapsel sehingga program pelatihan itu bisa berlangsung sukses. Menurut Wignyo, untuk mengenalkan suatu daerah ke dunia luar salah satu caranya bisa dengan memperkenalkan Kain Tradisional.
“Ini biayanya cukup murah, kalau kita mengenalkan suatu daerah khusus Sipirok misalnya. Kita mengenalkan kainnya, murah dan cepat. Dimana setiap ada kegiatan kita melakukan Promosi Branding kainnya. Kalau kita mem-branding kain, otomatis daerah ikut dikenal. Tapi kalau kita hanya mem-branding daerahnya kainnya belum tentu di kenal,” terangnya.
Dan jika suatu daerah mempromosikan Kain Tradisionalnya lanjut Wignyo, tentu akan sangat menarik minat masyarakat luar dan juga penontonnya. Wignyo menceritakan pengalamannya pada 2017, dimana pihaknya waktu itu mengangkat dan mempromosikan Kain Tenun Tanimbar.
Orang luar lanjut Wignyo, mengenal Tanimbar tapi tidak tahu nama kota yang memproduksinya. Padahal daerahnya ada di Kota Saumlaki Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Pernah, dalam suatu acara, Wignyo membuat Kuisoner dengan pertanyaan dari mana asal Kain Tenun Tanimbar. Ironisnya, tidak ada yang tahu asal daerah penghasil Kain Tanimbar.
“Begitu juga Kain Tenun Sipirok, misal ditanya, kalau tidak ada yang tahu Tapsel, sedih. Mudah-mudahan, dengan dimulainya kegiatan ini, Kabupaten Tapsel akan lebih dikenal sebagai tempat Produksi Kain Tenun Sipirok,” tandasnya.
Turut hadir pada acara tersebut aggota DPRD Tapsel, para Asisten, Staf Ahli Bupati, pimpinan OPD, Camat se-Tapsel, Ketua Dekranasda Sibolga, Ketua Dekranasda Paluta, Ketua Palas, Ketua Bhayangkari, Ketua Persit Cabang 45, Ketua Persit Cabang 47, Wakil Ketua Dekranasda Kota Padangsidimpuan, Ketua DWP Tapsel dan Ketua Karang Taruna Tapsel Ahmad Bangun Ritonga. (BP/SP1)
Komentar