Ekbis
Beranda » Berita » Cadangan Devisa RI Dapat Menahan Pelemahan Rupiah Akibat Tensi Geopolitik di Timur Tengah

Cadangan Devisa RI Dapat Menahan Pelemahan Rupiah Akibat Tensi Geopolitik di Timur Tengah

Cadangan Devisa RI Dapat Menahan Pelemahan Rupiah Akibat Tensi Geopolitik di Timur Tengah
Cadangan Devisa RI Dapat Menahan Pelemahan Rupiah Akibat Tensi Geopolitik di Timur Tengah

Ekonom Josua Pardede menggarisbawahi bahwa cadangan devisa Republik Indonesia (RI) memiliki peran penting dalam menahan laju pelemahan nilai tukar rupiah. Menyikapi meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah dan sentimen arah suku bunga acuan global, Pardede menegaskan bahwa Bank Indonesia memiliki cukup amunisi, terutama didukung oleh cadangan devisa yang masih tinggi.

“Untuk menahan pelemahan rupiah lebih lanjut, sebenarnya Bank Indonesia masih mempunyai amunisi yang cukup banyak atau kuat ditopang oleh cadangan devisa yang masih terbilang relatif tinggi,” kata Josua dilangsir ANTARA di Jakarta, Senin.

Pardede, yang juga menjabat sebagai Kepala Ekonom Bank Permata, memandang bahwa cadangan devisa RI masih relatif tinggi, memungkinkan Bank Indonesia untuk melakukan intervensi pasar valuta asing.

Cara Cek Bansos PKH 2025 Lewat HP, Penerima Bantuan Bisa Lihat Jadwal dan Besaran

Per akhir Maret 2024, cadangan devisa Indonesia mencapai 140,4 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta melampaui standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Posisi cadangan devisa tersebut diyakini mampu memberikan dukungan bagi ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan.

Meski demikian, Pardede menekankan bahwa ketidakpastian di pasar keuangan global masih tinggi, dan kondisi geopolitik serta rilis data ekonomi Amerika Serikat menjadi krusial menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024.

Jika kondisi global tidak mendukung, dan permintaan safe haven terus meningkat, yang mengakibatkan pelemahan rupiah meski telah ada intervensi dari Bank Indonesia, maka opsi kenaikan suku bunga acuan BI-Rate menjadi relevan.

Toko Acai Jaya Jual Aksesoris HUT RI ke-80 Terlengkap di Medan

Pardede menyoroti bahwa peningkatan BI-Rate merupakan opsi terakhir bagi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Saat ini, rupiah telah melemah sekitar 5 persen year to date (ytd).

“Terakhir kali BI menaikkan BI-Rate atau pada Oktober 2023, rupiah secara tren terus melemah sampai dengan 7,65 persen,” ungkapnya.

Menjelang RDG BI bulan April 2024, Pardede meyakini bahwa BI masih memiliki peluang untuk mempertahankan BI-Rate pada level 6 persen. Hal ini dikarenakan pelemahan rupiah saat ini terutama disebabkan oleh tekanan geopolitik di Timur Tengah dan data ekonomi AS yang masih solid, sehingga pemotongan suku bunga global diperkirakan akan terjadi pada September 2024.

Selain faktor geopolitik, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor musiman seperti pembayaran dividen dan kupon kepada non-residen serta pembayaran pokok utang luar negeri yang meningkat setiap kuartal kedua tiap tahun.

Meskipun begitu, Pardede menekankan bahwa utang luar negeri Indonesia pada Februari 2024 tetap terkendali, yakni sebesar 407,3 miliar dolar AS.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *